Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Sistim Informasi Rekapitilasi Suara (Sirekap) yang digunakan Komisi Pemilihan Umum untuk menghitung dan menginput data perolehan suara Pilpres dan Pemilu 2024 menuai kecaman.

Pasalnya banyak terjadi kecurangan salah satunya penggelembungan suara yang menguntungkan calon tertentu. Apalagi data yang diperoleh pada formulir C salinan tidak sesuai dengan data yang masuk di sirekap.

Salah satunya, calon anggota DPD RI, Nono Sampono, akhirnya mendatangi posko pengaduan dugaan pelanggaran pemilu 2024 DPD RI Provinsi Maluku di kantor perwakilan DPR RI Provinsi Maluku, Senin (19/2/2024). Kehadiran Wakil Ketua DPD RI ini melaporkan dugaan penggelembungan suara pada data informasi KPU soal selisih temuan C1 dengan pemilih 2024 di KPU.go.id dengan total 72. 067 suara sesuai temuan, 17 Februari 2024, sekira pukul 17.31WIT.

Usai melaporkan dugaan kecurangan di tim pengaduaan dugaan pelanggaran pemilu 2024 di DPD RI Provinsi Maluku di kantor perwakilan DPR RI Provinsi Maluku, kepada awak media, Sampono menegaskan, “Informasi data suara yang dikeluarkan KPU di pemilih pada Pemilu 2024 disitus KPU.go.id total 72. 067 suara, sesuai temuan per tanggal 7 Februari 2024, pukul17.31 WIT, khusus 14 calon DPD RI sesuai grafik. Setelah ditelaah terjadi penggelembungan suara,”kata Sampono.

BACA JUGA:  Rakernas Partai Demokrat Prioritas Kader

Bahkan, Sampono mengaku, informasi perolehan yang beredar, dirinya sudah mengkonfirmasi ke KPU RI. Lembaga penyelenggara pemilu itu, menyampaikan suara yang masuk di Sirekap, tidak menjadi rujukan di pemilu.” Tapi ini khan aneh, sudah di konsumsi masyarakat. Ini sudah jadi tolak ukur proses pemilihan dan rugikan calon,”jelasnya.

Dia menganalogikan, hasil dugaan penggelembungan suara 14 calon anggota DPD RI ada yang dapat sapi dan ayam, serta kambing. Tapi ada yang dapat suara berbeda. Ada calon yang dapat 7 ribuan, ada 6 ribuan, ada 4 ribuan, 3 ribuan, hingga ada calon yang dapat seribu suara lebih.

“Nah tentu kami dirugikan. Sampling mesti merata. Tapi ada yang dapat 7 ribuan dan ada yang dapat 4 ribuan. Ini tidak adil,”kesalnya.

Sampono kemudian mencontohkan, salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), Ana Latuconsina, hanya dapat angka 4, tapi diinput dapat 804 suara. “Padahal, setiap TPS, maksimal 300 pemilih. Kok bisa terjadi. Saya juga mencontohkan, calon anggota DPD RI, Bisri Latuconsina meraih 11 suara, namun diinput 872 suara. Tak hanya itu, calon anggota DPD RI, La Jala, dapat 2 suada, tapi diinput dapat 202 suada. Ini gila,”bebernya.

Meski begitu, Sampono mengaku, dirinya mendapat 57 suara, namun kebagian 800 suara sekian. “Memang saya dapat 800 suara saja, tapi ada yang dapat 800 suara beberapa kali. Saya lapor. Bahkan ada di KKT daerah terjauh calon lain belum pernah kesana, tapi anehnya ada yang dapat suara banyak. Ada apa ini. Apa yang terjadi. Silakan dijawab. Jangan merusak demokrasi ini,”ingatnya.

BACA JUGA:  Kapolda Inisiasi Deklarasi Pemilu Damai di Maluku

Dirinya mengaku tidak ikut bermain. “Demi Tuhan saya tidak bermajn. Kita berharap demokrasi ini terbuka, jujur dan tidak merugikan masyarakat. Saya dapat Ayam, tapi enak saja orang lain dapat Sapi. Saya tidak menuding siapa-siapa, tapi ini sesuai data dan fakta,”ingatnya.

Untuk itu, Sampono mengaku, Selasa Besok saya dirinya akan melaporkan ke KPU dan Bawaslu.” Pertama saya minta semua data di Sirekap dihapus karena data tidak betul. Tidak betul hapus saja. Mesti hitung berjenjang di PPS, PPK dan KPU kabupaten/kota dan provinsi. Mesti dilakukan perbaikan. Ini tidak rasional dan diluar logika,”tegasnya.

Sebab, ingat dia, Sirekap bermasalah, bukan saja terjadi di Maluku, tapi di daerah lain juga terjadi demikian. “Saya lapor ke pimpinan DPD yang lain. Kita segera kembali dari reses kita akan pangggil pimpinan KPU RI, Bawaslu RI, Kapolri, Panglima TNI, BIN, Jaksa Agung dan Mendagri. Saya sudah telepon Sekjen DPD RI, kita akan lakukan rapat dengar pendapat dengab semua pihak,”sebutnya.

BACA JUGA:  DPD Perindo Beri Garansi ke Calkada yang Punya Komitmen

”Ini masalah nasional. Kita akan sampaikan dalam tugas pengawasan. Kami punya hak dan kewenangan karena aktif sebagai pimpnan DPD RI. Kami lakukan pengawasan. Ini suara rakyat. Jangan maayarakat dirugikan. Dua opsi hapus Sirekap dan tunggu hasil di KPU kalau bisa di perbaiki,”harapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Media Center Nono Sampono, Sukardi mengatakan temuan pelabggaran dari saksi pihaknya di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Juga temuan di Ambon. Sengaja kami menggelompokan 3 kesalahan pada Sirekap yang saat ini digunakan seluruh calon DPD RI,”kata Sukardi.

Dia membeberkan, ada beberapa calon DPD RI melalui informasi di media kalah di daera A dan menang didaerah B . “Mereka punya data di Sirekap yang tidak akurat.

Ada kelompok warna merah mendapat kelebihan salah input di kpu go id. Dapat sampai 6 ribu. Kelimpok kedua dapat 5 riby. Kelompok ketiga dapat 4 ribu sampai seribu lebih. Jadi terjadi selisih suara kirang lebin 6 ribu suara. Kami menemukan di 39 TPS, jumlah kesalahan 72 ribu. Bagaimana TPS yang lain,”pungkasnya. (*/L04)