AMBON, LaskarMaluku.com – Pertarungan para bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota Ambon semakin seru.
Para bakal calon mulai menabuh genderang guna memperebutkan, rekomendasi partai politik.
Sesuatu hal yang cukup menarik handak dilihat dari bakal calon Walikota Ambon Tady Salampessy.
Alasan utama Tadi Salampessy maju berkontestasi pada pemilihan kepala daerah kali ini, khusus untuk Walikota Ambon yang dihelat pada Rabu 27 November 2024 mendatang, memberikan angin segar bagi seorang sesepuh keder Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Sesepuh PDI Perjuangan ini dulunya sangat familiar semasa kepemimpinan mantan Ketua DPD PDI P John Mailoa, (almarhum), seiring perjalanan pembaharuan ditingkat kepemimpinan dan kepengurusan baru, nama Tadi Salampessy mulai menghilang dari masanya, tapi kala itu orang ini sangat aktif, acap kali kalau dijumpai dia sering ditemani Yusuf Leatemia, Evert Karmite (almarhum) dan beberapa kerabat dekat semassanya.
Seingat saya ketika rapat kerja daerah di hotel Pasifik Ambon, Tadi Salampessy Masi duduk bersama ditemani kader-kader PDI Perjuangan di Hall hotel Pasifik.
Kehadiran mereka hanya untuk ikuti perkembangan terkini soal rakerda PDI P yang kala itu tidak dihadiri oleh Ketua DPD PDI P Drs Murad Ismail.
Kala itu MI memilih pergi berkunjung ke luar daerah tanpa alasan yang pasti. Namun Rakerda itu juga dihadiri oleh salah satu pengurus teras Dewan Pimpinan Pusat DPP PDI Perjuangan, sekitar tahun 2022. Disini mulai tanda-tanda ketidakharmonisan dan atau kerenggangan antara ketua DPD dan pengurus DPD PDI P lainnya.
Sekilas ingatan kita soal menejemen yang dipimpin oleh seorang Murad Ismail yang kala itu, menjadi gubernur Maluku, dia juga dipercayakan menjadi Ketua DPD PDI P Provinsi Maluku, hanya saja MI didepak dari kursi PDI P dan digantikan oleh Sekretarisnya Benhur George Watubun disingkat BGW.
Benhur George Watubun, ST dipercaya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat DPP ibu Megawati Soekarnoputri menjadi ketua DPD PDIP Provinsi Maluku hingga saat ini dan didampingi oleh Ibu Mercy Cristy Barens sebagai Sekretaris DPD PDI P Provinsi Maluku.
Sekilas kita menelusuri jejak Tadi Salampessy.
Kader dan veteran PDI P ini adalah satu-satunya yang bisa mencalonkan diri menjadi bakal calon Walikota Ambon periode 2024-2029.
Alasan dirinya mencalonkan diri sebagai bakal calon Walikota Ambon, pertama karena kota ini kini telah dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat, kota majemuk dan sudah saatnya menghilangkan sektarian. Tadi lalu mengandaikan seorang Basuki Tjahaja purnama, yang bisa memimpin DKI Jakarta,.kendati harus tumbal karena soal penafsiran…
Meski demikian bagi dia tadi apabila dikehendaki rakyat di kota ini, maka sebagai kader murni PDIP siap memberikan yang terbaik untuk kota ini.
“Ambon ini sebuah kota jasa, dia diibaratkan sebagai kota Singapura yang berkembang karena sektor jasa baik dari segi infrastruktur dan pola pengembangan lainnya umumnya berkembang karena dari sektor jasa.
Kata Tadi kepada wartawan usai mengembalikan dokumen kelengkapan formulir pendaftaran dan mendaftar sebagai bakal calon Walikota Ambon di DPD Perindo Kota Ambon yang berada di Jalan Bobara, No 27 Desa Poka Perumahan Nasional (Perumnas)’ Kelurahan Tihu Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Selasa (30/04/24) malam
Sebagai kota jasa diperlukan konsep pembangunan harus disertai pendekatan humanis kepada warga kota.
Tadi menyadari sungguh bahwa konsep pembangunan kota ini belum begitu menyentuh kehidupan masyarakat kepada apa yang disebut sebagai bentuk kedaulatan kesejahteraan. Tadi Salampessy mengandaikan nasib masyarakat yang berkerja pada sektor jasa hidupnya dibawah Upah minimum Regional (UMR) daerah yang belum maksimal.
Padahal hakikat dari sebuah kota jasa paling tidak pekerjanya harus hidup lebih layak.
“Hidup masyarakat kita umumnya belum sejahtera, makanya saya terpanggil dan membuktikan keseriusan saya untuk maju berkontestasi demi sebuah perubahan, ” jelas Tadi seraya menekankan kalau kota Ambon ini hidupnya dari sektor jasa jikalau saya walikotanya saya akan sulap kota ini jadi kota metropolitan.
“Saya pahami betul kota ini, andaikan masyarakat kota Ambon mempercayakan saya sebagai Walikota Ambon maka saya akan sulap kota ini menjadi kota yang berkembang pesat jauh dari harapan ketertinggalan, “kita boleh angkat muka kita, kita boleh berdiri sejajar dengan kota-kota lainnya di belahan Indonesia, “kata Tadi optimist.
Tadi yang berlatar belakang seorang pengusaha ini, optimis bisa membangun kota ini sejajar dengan kota-kota lainnya di Indonesia, apalagi ide dan gagasannya diilhami dari seorang sosok Basuki Tjahaja purnama alias Ahok.
“kebanggan dan harapan masyarakat banyak
Saya mantan kepala kantor pos,.saya kontraktor, saya juga ketua asosiasi pedagang pasar provinsi Maluku, ketua dewan tani provinsi Maluku,.
Kenapa saya bisa sulap kota ini?
Di Ambon inikan banyak BUMN ada perbankan, walikota itu bisa berkunjung ke para direksi BUMN ini, kita bicara konsep pembangunan disana tugas mereka juga ikut membangun sarana infrastruktur perkantoran yang bisa menghiasi wajah kota ini lebih baik termasuk BUMN kantor Pos dan Giro dan lain-lain.
Hanya kalau kita bersilaturahmi dengan mereka ini para direktur,
Disini saya buat sebuah paradigma ini kedepan bahwa kota ini bukan lagi bakal calonnya dari kalangan tertentu, tetapi saya mau paradigma sektarian dihilangkan, kita bersatu bangun kota ini kedepan yang lebih baik, kota kemajemukan, kota humanis yang mempersatukan semua orang bersatu Manggurebe maju. Dia lalu mencontohkan DKI Jakarta bisa dipimpin oleh seorang Basuki Tjahaja purnama alias Ahok, “ujar Tadi Salampessy.
Pemimpin yang mau menuntun rakyat, pemimpin yang blusukan, pemimpin yang mau cari solusi, pemimpin yang tidak boleh membuat gejolak sosial seperti orang yang hidup di pasar Mardika Ambon.
Pasar lanjut Tadi adalah sumber ekonomi kita, para pedangan harus dibuat nyaman supaya Meraka tidak salah paham disana.
“Para pedagang di pasar Mardika harus nyaman setelah kita ajak mereka ikut berkontribusi bangun kota ini. Seraya mengajak masyarakat lain ikut berkontribusi
membangun sebuah peradaban suatu kultur budaya yang kuat, pranata adat yang kuat, Kantor Latupati itu harus dibangun megah, dan para Latupati harus sejahtera sama seperti para mahkamah agung sama halnya seperti jaksa jadi para Latupati ini diberikan sebuah perlakuan khusus, jadi jangan kita hanya pakai mereka itu pada saat momen, tapi kita pakai mereka sebagai jembatan pranata sosial, yang dibiayai oleh APBD. “Ini sebuah penghormatan saya kepada mereka nantinya, “kata Tadi.
Soal siapa bakal calon wakil walikota yang akan mendampinginya, menurut Tadi, orangnya berasal dari kader politik tertentu. Namun sebisa saya hanya memberikan penafsiran dari para rekan media.
“Satu figur yang saya akan komunikasikan tapi itu tergantung partainya tapi komunikasinya sudah jalan, yakni dari PKB dan pernah mencalonkan diri pada pileg 14 Februari lalu ke DPR RI dan belum direstui kebahagian oleh Allah SWT mungkin dengan cara inilah kebagian itu bisa diwujudkan dan itu suda ada gambaran dan saya belum bisa menyebutkan namanya, tapi dari gambaran itu teman-teman wartawan sudah bisa menerkanya siapa figur dimaksud, “seloroh Tadi Salampessy.
Menurutnya, untuk membangun kota Ambon diperlukan seorang figur yang punya pengalaman, figur wakil yang bersinergi dalam sehati sepikir.
“ini kita cari figur yang benar-benar memiliki pengalaman, jiwa membangun sehati, sepikir dalam bertindak, “terang Salampessy.
Mantan Kepala Kantor Pos ini juga berharap, setelah dirinya mengembalikan formulir pendaftaran dan mendaftar di DPC PDIP Kota Ambon, sekaligus memenuhi segala mekanisme maka sebagai kader partai yang memahami filosofi Marhein, maka rekomendasi PDIP semestinya ada pada saya,
Saya di PDI P adalah mantan sekretaris DPC PDIP Malteng, mantan wakil ketua DPD PDI P Provinsi Maluku dan Bendahara DPD PDI P dan tahun 2020 baru saya berhenti dan tetap berada pada barisan Parati Benteng Kekar Mancong Putih dan tetap mengantongi kartunya.
“Jadi saya sangat yakin PDIP memberikan garansi rekomendasi kepada saya, kader tulen belah di dadah ini pasti ada Banteng, dan darahnya pasti merah, dan saya kemana-kemana pasti baju saya merah termasuk DPD Perindo karena saya punya hubungan baik dengan ketua umum DPP Perindo, Hary Tanoesoedibjo, ketemuannya udah berulang kali termasuk memperkenalkan Yusuf Latuconsina dan Poly Kastanya ke pa Hary, “tutur Tadi penuh optimis ketika usai mengembalikan dokumen kelengkapan formulir pendaftaran dan sekaligus mendaftar sebagai bakal calon Walikota Ambon di DPD Perindo.
Paradigma yang hendak dilakukan oleh Tadi Salampessy yang maju sebagai bakal calon Walikota Ambon, tentu patut diperhitungkan bila saja Tadi Salampessy direkomendasikan berbagai politik. Keinginan itu jika tercapai maka bakal menjadi ancaman untuk bakal calon Walikota Ambon lainnya.
Sejarah mencatat bahwa kepemimpinan kota Ambon dari masa ke masa tercatat baru dua orang menjadi walikota Ambon yakn Ahmat Malawat tahun 1966-1969, dan S Assagaf 1975 menjabat sebagai Walikota Ambon.
Apakah dengan adanya paradigma ini menjadikan Tadi Salampessy menorehkan apa yang dicita-citakan kita nantikan, tetapi yang jelas dari perjalanan sejarah walikota Ambon kita bisa telusuri siapa gerangan yang akan menduduki jabatan prite tersebut, apakah pejabat Walikota saat ini, Bodewin Melkias Wattimena Yantje Wenno, mantan sekota Ambon, A.Gustav Latuheru, Tadi Salampessy, Agus Ririmasse, atau Sandy Wattimena.
Berikut ini kita simak perjalanan Walikota Ambon dari masa ke masa.
1. F.H Pieter Tahun 1946-1950.
2. E.J Rehatta, tahun 1959-1953.
3. W.Tutupoly Tahun 1953-1954.
4. Z.M Sitanala 1954-1956.
5. C.K Soselissa Tahun 1956-1962
6. ZM. Sitanala 1957-1962
7. JME. Soukotta 1962-1966
8. Ahmad. Malawat 1966-1969
9. Matheos. Manuputty 1969-1975
10. S. Assagaf 1975-1975
11. A. Porwayla 1975-1986
12. JD. Wattimena 1986-1991
13. Johanes. Sudijono 1991-1996
14. Chris. Tanasale 1996-2001
15. Marcus Jacob Papilaya 2001-2006, 2006-2011
16. Richard Louhenapessy 2011-2016
17. Frans Johanes Papilaya 2016-2017
18. Richard Louhenapessy 2017-2022
19. Bodewin Wattimena 2022-2023.
Perhelatan pemilihan Walikota dan wakil Walikota Ambon bersamaan dengan 37 provinsi dan 508 kabupaten kota lainnya di Indonesia, termasuk kota Ambon.
Yang menjadi pertanyaan, apakah Marga Ririmasse, Latuheru, Salampessy dan Wenno bakal meraih ekspektasi Walikota atau Marga Wattimena kembali dipercaya rakyat di kota julukan *Manise ini* kepada Wattimena Sandy dan atau Bodewin Melkias Wattimena, ? Semua ini tergantung dari tingkat kepercayaan masyarakat, “*Suara Rakyat adalah Suara Tuhan,”* Semoga. (Andi Sagat)