LASKAR – Kapal Pesiar Berbendera Perancis yang berbasis di Darwin Australia mengangkut 118 turis asing dari berbagai negara menyinggahi Ngurbloat, Pantai Pasir Terhalus Dunia, di Ohoi/Desa Ngilngof, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, Selasa (27/9/2022).
Sebagai pintu masuk, masyarakat Maluku Tenggara melakukan penyambutan secara sederhana.
Acara penyambutan dimeriahkan dengan tarian adat setempat.
Para wisatawan mancanegara itu berwisata di Ngurbloat selama kurang lebih tiga jam. Selain menikmati keindahan Ngurbloat, mereka juga meninggalkan dollar dan semangat bagi masyarakat, pelaku usaha pariwisata, dan pemerintah daerah setempat.
“Terhitung sekitar 270an dollar (sekitar Rp4 juta: kurs Rp15 ribu) yang masuk dari kunjungan tadi,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Malra Ana Yunus kepada wartawan usai kunjungan.
Ketua Badan Pengelola Wisata Pantai Ngurbloat Ronald Tethool menambahkan, pendapatan dari kunjungan itu berasal dari ngasi, retribusi per orang 1 dollar, penjualan kelapa muda, dan tari-tarian penyambutan.
“Kita juga siapkan oleh-oleh, kerajinan dan kaos wisata Ngurbloat. Mereka senang dan ada sebagian yang beli,” tambah Tethool.
Tethool berkomitmen akan melakukan persiapan lebih matang untuk menyambut kunjungan-kunjungan serupa di kemudian hari.
“Kita sangat bersukacita. Sangat senang sekali. Bersyukur kepada Tuhan. Ini bagi kami suatu berkat,” ujar Tethool.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Ana Yunus mengatakan ada banyak kapal turis yang berpeluang masuk di Ngurbloat. ini merupakan pengalaman pertama baginya sejak menjabat Kepala Dinas Pariwisata.
Kedepan, mereka akan menetapkan tarif yang layak bagi kunjungan wisatawan mancanegara di Malra.
“Oktober ada lagi kapal pesiar yang masuk. Kami menargetkan minimal satu kapal dalam sebulan masuk di sini,” ujar Ana.
Ingin lebih lama di Ngurbloat
Pemimpin Ekspedisi Sandrine Erwin-Rose mengaku jatuh cinta dengan Ngurbloat.
Ini baru pertama kali aktivis lingkungan itu mengunjungi Kepulauan Kei, khususnya Ngurbloat.
Menurut dia, rencana ke Kepulauan Kei juga datang di menit-menit akhir persiapan perjalanan. Namun, ia puas, karena dua hari perjalanan dari Australia terbayar di Kei.
“Ini sangat luar biasa. Kami menikmati sore yang indah di sini. Kami mendapat sambutan hangat dari penduduk setempat. Kami menikmati waktu yang sangat indah. Apalagi ada suguhan tarian dari warga di sini.
Rombongan turis semuanya sangat terkesan, sekalipun waktu kunjungan sangat singkat. Terima kasih sudah menerima kami,” ujar Sandrine kepada wartawan.selasa 27/9/2022
Bagi Sandrine, kunjungan ini terlalu singkat. Ia harap datang lebih awal dan tinggal lebih lama di Kei.
“Berharap kedepan kita merencanakan dengan baik dan benar-benar memanfaatkan kunjungan di sini lebih baik. (L06)