LASKAR – Tahun 2019 ini, Kota Ambon baru mendapatkan bantuan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk buku sebesar Rp 225 juta yaitu sekitar 22 ribu buku.
Ini tentu jadi problematika sendiri, karenanya diminta supaya Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dalam hal ini dinas perpustakaan dan kearsipan untuk mengelola dengan baik.
“Tahun 2019, Kota Ambon baru mendapat alokasi DAK untuk buku Rp 225 juta yaitu sekitar 22 ribu buku. Maka kami minta dinas perpustakaan dan kearsipan supaya bisa mengelola dengan baik. Solusinya adalah kerjasama atau membina 23 perpustakaan desa yang ada di kota Ambon,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Abdul Fikri Faqih usai kunjungan ke perpustakaan dan kearsipan kota Ambon, kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kamis (14/2/19).
Dikatakan Fikri, perpustakaan kota Ambon perlu perhatian, sehingga komisi minta supaya perpustakaan nasional (Perpusnas) juga memperhatikan dari sisi sarana prasarana. Karena terlihat hanya bangunan bertingkat dan luas untuk pelayanan 130 meter tidak layak.
Mestinya dibangun gedung baru yang lebih representatif. Karena sekarang ini UU nomor 23 tahun 2014 memberikan isyarat supaya perpustakaan mendapat perhatian khusus. Artinya, secara kelembagaan harus naik dan di Ambon sudah, tetapi sarana prasarana belum memadai.
“Sehingga kita minta Perpusnas memperhatikan Kota Ambon. Asal ada lahan 3000 meter, kemudian detail engginering desain (DED) bisa dibuat, maka ketika masuk ke sistem Kresna lewat Bappenas maka Kota Ambon akan diutamakan,” ujarnya.
Masih menurutnya, dengan gedung perpustakaan yang memadai, secara tidak langsung akan menumbuhkan minat baca masyarakat, mengingat saat ini minat baca di Indonesia di urutan 60. Sekarang di Maluku, yang baru dapat Kabupaten Seram Bagian Barat. Selanjutnya berarti giliran Ambon.
Tetapi, kata politisi PKS ini, tentu juga tambahnya, tidak hanya berkutat kepada sarana prasarana karena situasional dan konvensional, selanjutnya bisa dipakai E-perpus atau E-library, harus dibangun juga platform, sistem yang membangun perpustakaan, sehingga bisa membedakan E-book, E-magazine, E-newspaper dan lainnya.
“Ini di Ambon juga masih belum oleh karena itu nanti akan dibangun. Pesan itu sudah kita sampaikan, mudah-mudahan nanti bertahap lah. Jadi 2019 perpustakaan Ambon sudah mendapat buku, 2020 mudah-mudahan nanti DED dan lahan sudah siap berarti akan mendapatkan perpustakaan yang layak dan selanjutnya tinggal pengembangan. Anggaran pembangunan perpustakaan sendiri maksimal 10 miliar, semoga bisa di 2020, sehingga lengkap, sarana prasaran memadai dan buku lengkap,” tutupnya. (L01)