AMBON, LaskarMaluku.com – Dalam rangka perayaan International Women’s Day tanggal 9 Maret 2024, Yayasan INAATA Mutiara Maluku bekerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon, TP-PKK Kota Ambon dan sejumlah mitra lain menyelenggarakan Talkshow bertema “Pemberdayaan Perempuan dalam Bingkai Inklusivitas”, di halaman balai kota Ambon, Jumat (8/3/2024)

Kegiatan talkshow sekaligus dilakukan launching Gerakan BAGANDENG oleh Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena, dimana Gerakan BAGANDENG yakni satu gerakan pemberdayaan perempuan melalui Eksebisi, Entertainment dan Edukasi yang akan dilangsungkan sepanjang tahun 2024.

Talkshow ini melibatkan narasumber dari TP PKK Kota Ambon, yakni Ketua Pokja 1 yang juga Kadis DP3AMD Megi Lekatompessy, Anggota DPRD Maluku Ayu Hasanussi, Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Gerald Mailoa dan Ketua Latupati Kota Ambon yang juga Raja Negeri Rutong Reza Maspaitela.

Dalam sambutannya Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena mengatakan, Tahun 2024 merupakan tahun ketujuh perayaan Internasional Women’s  Day dengan mengusung tema “Invest In  Women’s Day”.

Ini merupakan akselerasi progress yang menekankan pentingnya investasi dalam kesejahteraan gender.

Untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi dari tema itu kemudian di kampanyekan istilah inspire Inclusion dengan fokus pada usaha menginspirasi pemahaman dan penghargaan terhadap inklusi perempuan untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif.

Secara sederhana, kata Wattimena, inclusion mencakup usaha untuk memastikan bahwa setiap individu dihargai tanpa memandang latar belakangnya sehingga semua orang merasa diterima dan diakui.

Konsep tersebut memainkan peran yang kursial dalam konteks kehidupan bermasyarakat dimana orang-orang seharusnya mempromosikan keberagaman kesetaraan dan rasa kehadiran di antara semua anggota masyarakat terutama perempuan.

“Inklusi sosial fokusnya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi penuh dari berbagai kelompok dalam kegiatan sosial ekonomi dan budaya tanpa adanya diskriminasi maupun pengecualian,”kata Bodewin.

Sebagai penjabat Walikota Ambon, dirinya percaya bahwa, di kota ini setiap warga kota dihargai, diperlakukan dengan tidak membeda-bedakan atau diperlakukan sama.

Hal ini bertujuan agar dengan inspirasi perempuan akan merasa terlibat memiliki relevansi serta lebih memberdayakan diri di banyak hal atau aktivitas.

“Saya kira kegiatan ini dia sangat mengenal dengan apa yang sementara kita bangun dengan tema perayaan hari ulang tahun ke tahun Kota Ambon ke448 “Ambon Par Samua”. Ambon par samua ini mau bilang kepada kita semua warga kota Ambon memiliki hak yang sama, harus diperlakukan sama di kota ini. Artinya pemerintah dan seluruh elemen masyarakat lainnya meskipun bersepakat bahwa kota ini kota milik kita bersama,” ujarnya.

Karena itu kata dia, tidak ada yang diperlakukan diskriminasi, sebab yang dianggap sebelah mata dan lain sebagainya termasuk dalam persoalan gender.

“Saya rasa kota ini sudah membuktikan bahwa gender tidak lagi menjadi persoalan,”ungkapnya seraya menambahkan, yang paling penting hari ini adalah bukan kita mempersoalkan gender tetapi apa peran kita perempuan  lewat upaya untuk memberdayakan  dirinya dan ikut terlibat dalam berbagai hal membangun kota ini.

Dirinya berharap melalui festival Bagandeng ini berbagai hal bisa ditampilkan, ditonjolkan dan itu merupakan bukti dari kehadiran perempuan untuk mengisi pembangunan di Kota Ambon.

Sementara itu, Ketua Panitia Jean Tanasale mengatakan, Talkshow ini merupakan salah satu agenda atau bagian dari Festival Bagandeng, dimana Festival Bagandeng ini diinisiasi oleh yayasan Inaata Mutiara Maluku, berkolaborasi dengan tim penggerak PKK Kota Ambon.

Dalam talk show ini kita mengacu pada tema international  “Women’s Day  yaitu “inspire inclusion yang kemudian tema ini disederhanakan menjadi pemberdayaan perempuan dalam bingkai inklusifitas.

Kami sangat mengharapkan lewat talkshow ini dapat memberikan kontribusi yang positif, baik secara pikiran-pikiran konstruktif yang dapat memberikan kemajuan pemberdayaan demi kesetaraan serta keadilan.

“Kami berharap dalam talkshow ini bagaimana menggalang komitmen stakeholder dalam mendorong kebijakan pemberdayaan perempuan yang inklusif, selain itu dapat mengumpulkan pengalaman-pengalaman dan praktik baik dari perjuangan perempuan untuk pemberdayaan dirinya ataupun komunitasnya,”ujarnya.

Talkshow dipandu Nadine Manuputy, dan terbangun komunikasi dua arah antara narasumber dengan peserta berkaitan dengan pikiran-pikiran positif dalam upaya pemberdayaan kesetaraan gender di berbagai bidang. (L06)