Share

AMBON, LaskarMaluku.com – “Orang Menghargai Karena Kinerjamu, Intelektualitas diukur dari seberapa besar kemampuan melahirkan karya yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat”.

Sepenggal kalimat bijak  diatas, terungkap dari perjuangan sejumlah akademisi di lingkungan Universitas Pattimura Ambon berkolaborasi melakukan komunikasi intensif dengan pihak-pihak terkait di departemen ESDM maupun parpol tertentu guna mencapai keinginan bersama mewujudkan nyatakan Unpatti Sport Center.

Kehadiran Sport Center ini, bertujuan agar program studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kreativitas atau disingkat PenjasKreak itu, bertujuan selain kedepan program studi yang satu ini memiliki akreditasi unggul dibidang olahraga, sekaligus menjadi lobaratorium pembinaan mahasiswa berprestasi dan atau masyarakat yang hendak dibina di tempat dimaksud.

“Jadi kita itu punya program studi yang namanya PenjasKreak pendidikan Jasmani, Olahraga dan kreatifitas. Pembelajaran-pembelajaran itu butuh sarana praktikum itu harus melakukan pengadaan, misalnya mereka praktek main bola, harus kita ada lapangan, main voly harus ada lapangan, renang harus ada kolam renangnya. Jadi harus dibuat fasilitas pendukung tersebut, tapi kalau kita buat kecil-kecil tanggung, maka kita buat sekalian dengan standar, misalnya standar pertandingan nasional. Jadi fasilitas pendukung yang akan dibangun itu dibuat sesuai standar internasional, sehingga para atlet yang di persiapkan itu sudah memenuhi kualifikasi nasional maupun internasional,” demikian diuraikan Wakil Rektor IV Dr Rusland Tawary, S Pi., M.Si.

Sport Center yang dibangun di lingkungan Universitas Pattimura itu infrastruktur pendukungnya dibangun berstandar internasional.

Tawary menjelaskan, Sport Center atau pusat olahraga dibangun dengan tujuan untuk :

  1. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
  2. Meningkatkan prestasi dan penghargaan atlet
  3. Membantu perkembangan dan pembinaan potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang.
  4. Menyediakan wadah untuk berlatih dan penyelenggaraan event olahraga
  5. Meningkatkan kebugaran fisik, memberikan kesempatan untuk berekreasi.
  6. Menambah pengetahuan di bidang olahraga.

Tawary menambahkan, Sport center merupakan tempat olahraga yang menyediakan berbagai kegiatan dan usaha untuk membantu perkembangan potensi seseorang.

Fasilitas olahraga yang ada di sport center dapat berupa paviliun olah raga, stadion, gimnasium, kolam renang, arena tinju, arena skating dan es, ruang bilyar, arena bowling, dan tempat serupa lainnya.

“Ada volly ball, ada basket ball, ada futsal, ada kolam renang dengan fasilitas pendukung lainnya di samping stadion lapangan olahraga yang dimiliki oleh UNPATTI. Jadi ini bukan sekedar untuk mahasiswa belajar tapi para mahasiswa ini juga akan dilatih untuk menjadi wasit pertandingan, wasit inspektur pertandingan, jadi bukan hanya mencetak atlet, tapi bagaimana mencetak juga pelatih yang berkualitas sehingga lulusan sarjana dari fakultas PenjasKreak ini,.mengakhiri studinya di program studi ini telah memiliki standart nasional dan internasional.

Tawary berharap ketika lulusan guru olahraga di wilayah Maluku ketika di tempatkan di manapun mereka bisa menerapkan ilmu pengetahuan baik teori dan praktek kepada para binaanya (siswa SD, SMP, SMA, SMK sederajat).

“Jadi mereka bisa menerapkan standar-standar yang sesuai dengan yang diinginkan dan atau di pertandingkan. Baik pada olahraga tingkat nasional maupun internasional, “jelasnya.

Menurut Rusland, apabila gedung dengan perencanaan pembangunan dua lantai itu, menyediakan berbagai sarana prasarana indoor yang bisa sewaktu bisa digunakan oleh pihak lain asalkan terjadwal.

“Sarana ini kedepan menjadi aset dan investasi UNPATTI, jadi siapa yang datang mau bertanding tinggal dia bayar (sewa) buat jadwal seperti apa, selama tidak mengganggu proses pembelajaran, jadi bukan full ansi model dengan pertandingan, itu harus dibagi waktu dengan pembelajaran, karena disitu laboratorium PenjasKreak. Jadi kalau tidak ada pembelajaran maka bisa dilakukan proses pertandingan, intinya soal penggunaan faslitas tersebut harus disesuaikan dengan kegiatan jam pembelajaran, tidak menghalangi satu sama lain, harus searah.

“Insya Allah jika sport center ini dibangun, dia memiliki fasilitas yang kita inginkan  fasilitas standar internasional, sehingga kalau ada iven-iven internasional pemerintah bisa menawarkan kegiatannya di Maluku, karena fasilitasnya telah tersedia, kemudian persiapan atlet untuk mengikuti pertandingan-pertandingan nasional dan internasional bisa menggunakan sarana-sarana tersebut, “urai Tawary, yang adalah mantan Ketua Umum Badan Koordinasi HMI meliputi kekuasaan Maluku, Maluku Utara, Papua ini.

Selain menjadi aktivis intelektual sumber daya KAHMI, sekaligus sebagai dosen perikanan dan ilmu Kelautan Unpatti, dirinya berpikir untuk menjadikan hal yang nyata bagi pengembangan Universitas Pattimura Ambon.

Perbuatan nyata yang tengah diperbuat bersama sejumlah akademisi saat ini adalah melalui perencanaan pembangunan gedung Sport Centre. Ide dan gagasan ini terpatri ketika dia dipercayakan, Rektor Unpatti, Prof DR Fredy Leiwakabessy, M.Pd menjabat sebagai “Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi.

Wahana-wahana tempat latihan yang akan dibangun berstandard Internasional itu, berbeda dengan fasilitas yang dibangun oleh pemerintah daerah.

“Jadi perbedaanya disitu. Kalau kita perspektif pembelajaran sekaligus mendorong mutu, tidak mungkin membangun sport center sebesar ini bukan sekedar hanya belajar tetapi di ikuti dengan materi teori dan ptaktek untuk mencetak atlet yang berprestasi di bidangnya masing-masing (atlet profesional). Karena mengingat selama ini program studi PenjasKreak di lingkungan UNPATTI itu tidak memiliki sarana-sarana demikian. Hal ini yang menjadikan salah satu kendala PenjasKreak tidak bisa akreditasi secara baik.

“Ini juga dalam rangka kedepaan mereka memperoleh akreditasi program studinya, jadi kita buat dalam rangka itu. Oleh karena itu kita sadar bahwa memang sport center itu bukan 1,2 rupiah, UNPATTI tidak punya uang untuk membangun itu, oleh karena itu kita minta sinergi dengan pemda, yang merespon kami secara cepat ini adalah kementrian SDM kita meminta untuk turut serta memberikan kontribusi, karena kebetulan Menterinya itu adalah ketua umum Golkar (Bahlil Dahlia) jadi dia bisa memberikan otoritas wewenangnya untuk meminta difasilitasi, dan menurut saya ini hal biasa saja mengingat Maluku dengan potensi olahragawan yang bagus, maka ini kita lobi, kita bicarakan dengan pa Bahlil.

“Jadi kita harus atur bukan hanya atletnya tapi juga manajemen keolahragaannya, sehingga jangan lagi kita melihat orang sekelas Elias Pical itu berakhir dengan begitu saja, Rocky Puterai, Berce Matepelwa, Nicho Tomas, Max Tauti berakhir di situ saja, jadi kita buat dalam rangka mempersiapkan mahasiswa yang berprestasi di bidangnya jadi hilirisasi dan derivasi, turunan olahraganya melahirkan atlet-atletnya yang hebat, kemudian jurnalis yang meliputnya mengetahui profesionalismenya. Karena standar internasional yang diterapkan juga dengan pola makan yang bergizi yang disiapkan untuk pembibitan atlet-atletnya, diatur sedemikian rupa termasuk dokter-dokter ahli yang akan dilibatkan membantu para atlet. Jadi kita bukan asal-asalan untuk itu, tetapi kita melakukan kajian secara ilmiah, “beber Tawary.

Menjawab pertanyaan wartawan media ini soal kapan rencana selesai pembangunan sport center ini, Ruslan Tawari katakan ini menunggu pemerintahan baru dilantiknya presiden terpilih dan duduknya para kabinet pendukung baru dilakukan komunikasi dan lobi-lobi selanjutnya apakah proyek ini menjadi tanggungan kementrian SDM dan atau kementrian olahraga, jadi kita masih membutuhkan komunikasi lanjutan.

Paling tidak kita sudah mendapatkan dukungan dari salah satu partai pemenang pemilu yang juga menteri SDM dan juga dia adalah orang kita yang tahu luar dalamnya kita.

Ini yang mendorong kita melakukan komunikasi serta lobi dengan pak Bahlil. Mengapa orang diluar provinsi Maluku bisa memanfaatkan beliau, lalu kenapa kita di Maluku duduk bingung tidak memanfaatkan kapasitas beliau, terkecuali beliau tidak mau, tetapi fakta hari ini beliau menyetujui dibangunnya spot center di Maluku. Jadi betapa bodohnya kita apabila kita tidak memanfaatkan kapasitas beliau dan kesempatan yang telah ada. Istilahnya sangat bodoh kalau kita menolaknya, silahkan kita kolaborasi karena tanggungjawab UNPATTI terhadap atlet, tapi kita kan kolaborasi selama tidak mengganggu pembelajaran, misalnya Gor UNPATTI itu kadang-kadang dipakai untuk praktikum, tapi kalau ada iven boleh dipakai untuk pertandingan. Jadi ini bukan cuma bagaimana dipakai model yang diterapkan di sport Hall tidak seperti yang diwacanakan, ini adalah sarana pendidikan, jadi kami sadar bahwa potensi olahragawan yang besar ini harus ditunjang dengan fasilitas dan akademik, manajemen akademik olahraga yang baik, sehingga sarana ini dapat saling menunjang. Tetapi manajemen keolahragaan ini dibangun dengan sarana yang ada, jadi jangan kita berpolemik, gedung belum dibangun sudah ada polemik, jadi kita butuh media untuk pencerahan bukan pembentukan opini yang tidak pada tempatnya, “tandasnya. (L05)