LASKAR – Ide dan gagasan Walikota Ambon Richard Louhenapessy untuk pemekaran Jazirah Leihitu menjadi kabupaten atau kota baru yang otonom tidak ada kaitannya dengan kepentingan politik maupun agenda 2024.

Kepada pers, Rabu (10/11/2021) usai pembukaan Pameran Foto dan Grafis KBR Antara, Rabu (10/11/2021), di Pattimura Park, Walikota menegaskan bahwa peluang pemekaran ini sejalan dengan pembangunan Ambon New Port, karena secara tidak langsung wilayah tersebut sangat potensial.

“Nah kalau Jazirah Leihitu bergabung dengan Kota Ambon, anggaran bertambah tidak seberapa. Sebab anggaran yang didapat harus dibagi-bagi jadi makin sedikit. Tapi kalau dia urus rumah tangganya sendiri, anggarannya cepat dan lebih besar sehingga proses percepatan kesejahteraan jauh lebih cepat juga,”jelas Louhenapessy.

Menurutnya, pemekaran ini sebenarnya dalam konsep percepatan kesejahteraan.

“Kalau uangnya ada di provinsi itu jadi soal. Tapi uangnya ada di pusat. Jadi kita harus cerdas tarik uang masuk ke daerah, antara lain dengan pemekaran. Kalau misalnya tidak ada program Ambon New Port, mungkin pemekaran ini dipertimbangkan. Tapi dengan proyek Ambon New Port, itu otomatis menjadi sangat potensial,”ungkap politisi Partai Golkar Maluku ini.

Ris sapaan akrab Walikota Ambon ini menambahkan, lahan yang dibebaskan seluas 200 hektar.

“Itu sudah 60% wilayah Kota Ambon. Kenapa kita tidak tangkap untuk menjadi kota sendiri. Soal ibu kotanya di mana itu urusan teknislah,”ujarnya.

Bahkan dirinya mulai menghitung potensi lapangan kerja ketika program Ambon New Port jalan. Rekrut pegawai sudah 2000 orang. Belum lagi ASN, infrastruktur pendukung lainnya.

“Jadi harus sepakat dan nanti kita dorong bersama untuk pemekaran,”janji Walikota sembari memberi contoh Kabupaten Buru, SBB dan SBT, yang dulunya menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Tengah, per tahun hanya Rp 20 miliar, sekarang sudah triliunan,”jelasnya.

Lantaran itu, Walikota menegaskan ini merupakan pemikiran yang strategis, sehingga jika ada yang tidak paham jangan memberikan komentar diluar konteks pemekaran ini. “Ini visi besar ke depan,”tandasnya.

Pemekaran itu kadang-kadang hanya karena semangat. Dari segi pendekatan pelayanan publik, lebih efektif kalau nilai otonom itu lebih kecil, tapi potensial.

“Jazirah dengan Ambon New Port itu sangat potensial sekali. Sudah 76 tahun merdeka, masa orang Jazirah untuk urus KTP saja harus ke Masohi. Kasihan sekali,”ungkapnya. (L02)