LASKAR – Salah satu faktor keberhasilan terhadap aktivitas vaksinasi COVID-19 dan Imunisasi Rutin di Provinsi Maluku adalah dukungan media.

Oleh sebab itu, UNICEF (United Nations Children’s Fund) dan Yayasan Pelangi Maluku (YPM) sebagai mitra kerja di daerah melaksanakan Briefing Media, Selasa (12/4/2022) bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dengan menghadirkan dua nara sumber yakni, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Maluku, Ija Latuconsina dan Kepala Seksi Imunisasi dan Survaillance, Lina Latumahina.

Briefing Media ini sebagai lanjutan dari Pelatihan Jurnalis Vaksinasi COVID-19 dan Imunisasi Rutin yang telah dilaksanakan, tanggal 28 Juli 2021 lalu dan rangkaian meeting online yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan dukungan media cetak, dan elektronik terhadap aktivitas vaksinasi COVID-19 dan Imunisasi Rutin di lapangan.

Demikian disampaikan Direktur Yayasan Pelangi Maluku Rossa Pentury saat acara pembukaan.

Menurutnya, kedua narasumber akan memaparkan perkembangan terakhir transmisi COVID-19, vaksinasi COVID-19 dan Imunisasi Rutin di Maluku.

“Saya berharap forum ini dapat menjadi sarana untuk bertukar informasi, sebab jangkauan informasi dinas ke masyarakat terbatas, oleh sebab itu teman-teman media bisa memberikan pikiran-pikiran cedas bagi kita dalam memberikan edukasi dan mencerdaskan masyarakat dengan informasi yang benar dan bukan hoax,”harap Pentury.

Dirinya merincikan data terakhir kasus COVID-19 di Maluku sebanyak 18.531 kasus, 40 dirawat, 291 meninggal dan 18.200 sembuh.

Angka-angka ini menurut Pentury merupakan angka yang terlapor. “Mungkin ada angka yang tidak terlapor, ini yang harus kira dorong bersama untuk angka vaksinasi khususnya di daerah kabupaten bisa meningkat,”ungkap Pentury.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Maluku Ija Latuconsina dalam pemaparan materi menjelaskan tentang Kebijakan Program Imunisasi Rutin Dalam Masa Pandemi COVID-19 dan Situasi Capaian Imunisasi Rutin di Maluku.

Dijelaskan, manfaat imunisasi adalah untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang tentunya dengan imunisasi akan membentuk antibodi spesifik pada individu terhadap penyakit tertentu.

“Kekebalan kelompok terbentuk dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dan akan melindungi anggota kelompok yang tidak bisa atau belum bisa mendapat imunisasi,”jelas Latuconsina seraya menambahkan, pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu (anak) dapat membatasi penularan kepada kelompok usia dewasa/orang tua.

Latuconsina menambahkan, dengan menurunnya cakupan imunisasi rutin lengkap, maka semakin turun pula tingkat kekebalan komunitas terhadap PD3I yakni polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus.

Pandemi Angka IDL Menurun

Menurut Ija Latuconsina, pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I, dan penundaan imunisasi akan memperbesar risiko KLB PD3I.

Dirinya menambahkan, selama masa Pandemi dari tahun 2019-2021 jumlah anak yang tidak mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Maluku sebanyak 29.855, dengan rincian, Kota Ambon 6.079, Seram Bagian Barat 4.749, Seram Bagian Timur 3.552, Buru 3.048, Maluku Tengah 2.596, Kepulauan Aru 2.094, Maluku Barat Daya 2.027, Buru Selatan 1.949, Maluku Tenggara 1923, Kepulauan Tanimbar 1.304, dan Kota Tual 534.

Dengan jumlah tersebut, maka Dinas Kesehatan Provinsi mendorong kabupaten/kota untuk wajib pastikan semua anak memiliki akses dan kesempatan mendapatkan imunisasi (tanpa memandang status sosial, ekonomi, geografis dan jenis kelamin.

Selain itu, Puskesmas dibantu kader Kesehatan untuk melacak anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi sama sekali tapi usianya merupakan sasaran imunisasi (Left Out) dan yang belum lengkap imunisasinya (Drop Out)

Vaksinasi Anak

Sementara pada kesempatan yang sama Kepala Seksi Imunisasi dan Survaillance Dinkes Maluku, Lina Latumahina dalam paparanya menjelaskan jika percepatan vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun untuk Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sudah mencapai target, sementara kabupaten/kota yang lain masih rendah.

Hal ini juga dipengaruhi oleh keterlambatan penginputan data yang berkaitan dengan jaringan, juga keterbatasan tenaga medis di lapangan.

“Teman-teman di lapangan yang ada di kabupaten terus bekerja semaksimal mungkin tetapi memang capaiannya masih rendah, sedangkan untuk Kota Ambon dan Kabupaten MBD antusiasnya cukup tinggi,”jelas Latumahina.

Ditambahkan, pemerintah pusat terus mendorong percepatan vaksinasi kepada anak seiring dengan pembelajaran tatap muka. “Khusus di Kota ambon hampir 100 persen sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka sehingga banyak anak yang sudah vaksinasi begitu juga dengan Kabupaten MBD yang sudah mencapai target,”ungkapnya.

Kendati demikian, Dinkes Provinsi dan Kabupaten/kota terus berupaya melakukan kegiatan vaksinasi sehingga apa yang target pemerintah pusat bisa tercapai tentunya dengan bersinergi dengan media dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk vaksinasi melalui pemberitaan yang edukatif.

Briefing media ini akhiri dengan sharing dan tanya jawab serta foto bersama. (L02)