AMBON, LaskarMaluku.com – Salah satu imam muda Keuskupan Amboina yang menjalankan tugas misioner di Keuskupan Agung Merauke, RD.Frangky Philipus Kelbulan tutup usia, pada tanggal 5 Februari ukul 02.35 WIB di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta karena sakit.
Pastor Angky yang akrab disapa, lahir pada tanggal 9 Oktober 1987, dan merupakan putera sulung dari lima bersaudara dari pasangan Dominicus Kelbulan dan Aksamina Lenahatu.
Empat saudara kandung Pastor Angky yakni Abraham Kelbulan, Samuel Kelbulan, Normen Kelbulan, dan Sesilya Sina Kelbulan. Di samping itu, Pastor Angky juga memiliki saudara-saudari tiri, yaitu Adrianus Mandessy dan Mudesta Mandessy dengan ayah bernama Johanis Baptista Mandessy.
Kendati memiliki saudara tiri, namun kehidupan mereka saling mendukung satu sama lain.
Pastor Angky semasa kecil hidup di Kota Ambon bersama kedua orang tua dan keluarganya hingga pada usia sekolah beralih ke Bacan, Maluku Utara dan menetap di sana selama beberapa tahun.
Dirinya disekolahkan di SD Naskat Labuha, Bacan pada tahun 1990. Pada tahun 1996, Pastor Angky menamatkan Sekolah Dasar dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Bintang Laut Labuha, Bacan.
Pada tahun 1999 menamatkan Sekolah Menengah Pertama dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dalam tahun yang sama orang tuanya memutuskan untuk memindahkan Pastor Angky ke Kabupaten Seram Bagian Barat SBB).
Di sanalah ia melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 SBB hingga pada tahun 2003, barulah Pastor Angky menamatkan pendidikan SMA-nya, kendati situasi Maluku kala itu masih dalam kondisi konflik bernuansa SARA.
Meski begitu, Pastor Angky tetap berjuang untuk menyelesaikan seluruh pendidikan dasarnya, mulai dari SD – SMA.
Pembinaan di Seminari
Tujuh tahun kemudian, setelah lama meninggalkan bangku pendidikan SMA, Pastor Angky mendaftarkan diri dan melamar untuk masuk ke Seminari KPA Xaverianum Ambon.
Dirinya berkomitmen untuk menjadi seorang Imam Kristus bersama teman-temannya yang lain. Sejak tahun 2010-2011, Pastor Angky mengenyam pendidikan dan pembinaan KPA-nya, genap setahun lamanya. Karena dinyatakan lulus di KPA Ambon itu, Pastor Angky lalu dikirim ke Manado untuk menjalankan kehidupan sebagai seorang Frater di Seminari Tahun Orientasi Rohani Pondok Emaus Tateli.
Kehidupan rohani yang mantap dilewatinya selama satu tahun bersama teman-temannya baik yang berasal dari Keuskupan Amboina maupun Keuskupan Manado.
Tahun berikutnya, yakni 2012, Pastor Angky melanjutkan pendidikan dan pembinaan sebagai seorang Frater di Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng.
Selama tiga tahun menjalankan kehidupan studi di Seminari Tinggi Pineleng, tibalah saatnya bagi Pastor Angky untuk menerima ‘tahbisan-tahbisan kecil’ yakni pelantikan Lektor dan Akolit sebagaimana syarat dan ketentuan umum menjadi seorang Imam Kristus.
Dirinya dilantik menjadi Lektor pada tanggal 19 Juni 2015 dan dilantik menjadi Akolit pada tanggal 24 Juni 2016. Kedua pelantikan ini diterimanya di Seminari Tinggi Pineleng.
Setelah semuanya diselesaikan di Seminari Tinggi Pineleng, Pastor Angky diputuskan oleh Uskup Amboina yakni Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC untuk berpastoral di Seminari St. Yohanes Paulus Il Katlarat.
Di sana ia menjadi formator sekaligus pengajar di SMP Savio Katlarat dan SMAK Johannes Aerts Katlarat. Pastor Angky telah turut membantu pembinaan dan pendidikan bagi anak-anak di Kei Besar.
Walau begitu, ia tak membatasi diri untuk melayani di lembaga pendidikan melainkan juga melayani umat di Paroki Emanuel Elat – Katlarat.
Usai berpastoral selama setahun di daratan pulau Kei Besar, ia melanjutkan pendidikan dan pembinaan terakhir (kelas mayor) selama dua tahun di Seminari Tinggi St. Fransiskus Xaverius Poka pada tahun 2018 – 2020.
Tidak mudah, namun Pastor Angky tetap bersemangat di tengah ujian yang silih berganti. la tetap memiliki niat yang besar untuk melanjutkan panggilannya.
Hingga pada waktunya, tanggal 24 Juli 2021, Pastor Angky menerima Tahbisan Diakonnya. la ditahbiskan oleh Uskup Mandagi MSC menjadi Diakon di Gereja St. Yosep Poka dengan tugas sebagai seorang guru di SMP Katolik St Ernsideas Xaverias Ambon selama satu tahun, yakni pada tahun 2021 – 2022.
Setelah menyelesaikan masa tugas Diakonnya di SMP Katolik Ambon itu, ia ditahbiskan oleh Uskup Mandagi MSC menjadi seorang Imam Kristus di Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius Ambon pada tanggal 29 Januari 2022.
Tekadnya yang kuat untuk menjadi seorang Imam akhirnya tercapai setelah melewati masa-masa pendidikan dan pembinaan yang panjang.
Menjadi seorang Imam, Pastor Angky terinspirasi dan termotivasi dengan kata-kata Tuhan ini dan menjadikannya sebagai motto tahbisan Imamatnya:
“Barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”
Tugas Sebagai Imam
Pastor Angky, oleh Uskup Mandagi MSC kala itu, ditugaskan sebagai Vikaris Parokial di Paroki Lorulun selama satu tahun. Tidak lama setelah itu, pada tahun 2023 Uskup Amboina memintanya untuk menjadi misionaris di Keuskupan Agung Merauke. Di Keuskupan Agung Merauke, Pastor Angky berkarya selama dua tahun.
Sementara menjalankan tugasnya sebagai seorang misionaris di Keuskupan Agung Merauke, Pastor Angky jatuh sakit. Ia diberangkatkan ke Jakarta dan dirawat di rumah sakit St.Carolus sejak bulan Juni 2024 hingga bulan Februari 2025.
Pada tanggal 5 Februari 2025, pkl.02.35 WIB, RD. Frangky Philipus Kelbulan, menghembuskan napasnya yang terakhir.
Alm. Pastor Angky meninggal dunia dalam usia 37 tahun, di rumah sakit St. Carolus. Jenasah Pastor Angky tiba di Kota Ambon, Jumat (7/2/2025) dan disemayamkan di Gereje St Fransiskus Xaverius Katedral Ambon.
Jenasah Pastor Angky akan dimakamkan di tempat pemakaman khusus para Imam Keuskukan Amboina di lokasi Ahuru Kota Ambon, Sabtu (8/2/2025) dalam Misa pemakaman yang dipimpin langsung Uskup Diosis Keuskupan Amboina, Mgr Seno Ngutra. REQUIESCAT IN PACE, PASTOR! (sas)