Share

LASKAR – Memalukan. Istri Gubernur Maluku Widya Murad, melakukan aksi joget tanpa menggunakan masker di tengah situasi pandemi Covid-19, di lokasi Warung Katong di kawasan Waihaong Kota Ambon.

Istri Gubernur Maluku ini tidak memberikan contoh yang positif bagi masyarakat dalam menerapkan protokol Covid ditengah negara sementara berupaya untuk memutus penyebaran mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Video joget Widya Murad tanpa masker yang diambil tanggal 22 Juni 2021 lalu, menjadi viral di media sosial dan mengundang kecaman dari warganet lantaran dilakukan oleh istri orang nomor satu di Maluku, ditengah upaya pemerintah memutus penyebaran virus Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.  

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Maluku, Semmy Huwae akhirnya angkat bicara sekaligus klarifikasi terkait video viral tersebut.

Dirinya menuding, ada pihak yang ingin menjatuhkan kredibilitas Widya Pratiwi Murad Ismail melalui video joget-joget yang viral di media sosial dua hari belakangan ini.

Dikatakan, video tersebut diambil sebelum pemberlakuan PPKM. “Ibu Widya Murad yang berjoget saat itu hanya merespon keinginan hadirin untuk berjoget bersama,”kata Huwae seraya menambahkan, sangat tidak sopan kalau beliau menolak ajakan ibu-ibu lainnya untuk sekedar berjoget, apalagi ini respon suka cita.

BACA JUGA:  Angka Kemiskinan di Kota Ambon Meningkat Selama Pandemi

Huwae kembali membela Widya Murad dengan mengatakan jika banyak hal positif yang sudah dilakukan Ibu Widya berkeliling Maluku, memerangi gizi buruk, mengupayakan peningkatan ekonomi untuk perempuan dan berbagai hal lainnya.

“Prestasi beliau tidak mungkin bisa dijatuhkan hanya dengan memviralkan kembali video lama ini,” ujarnya dengan nada sedikit memuji.

KNPI Ikut Bela Widya Murad

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku di bawah pimpinan Saiful Chaniago ini ikut membela aksi joget Widya Murad, bahkan berjanji akan melaporkan kasus penyebaran video joget tersebut ke Polda Maluku pada hari Senin, (12/07/2021).

“Secara resmi DPD KNPI Maluku akan menyurati Kapolda Maluku untuk kemudian memanggil pihak-pihak yang mengedarkan video yang menurut kami tidak ada substansinya dalam kepentingan kerakyatan di Maluku,”ujar Saiful kepada sejumlah wartawan dalam konferensi pers yang digelar, Sabtu (10/07/2021) petang di Manise Hotel.

Chaniago menegaskan akan mendesak pihak kepolisian untuk memanggil mereka yang mengedarkan video tersebut untuk diminta pertanggungjawaban secara hukum.

BACA JUGA:  Kumpulkan Para Pakar, Poltek Ambon Gelar Konsultasi Delphi

Dirinya juga ikut mempertanyakan motif apa dibalik diedarkannya video itu dan menduga ada unsure politisnya.

Menurut Chaniago, KNPI melaporkan hal ini ke pihak kepolisian, karena selaku Ketua PKK Provinsi Maluku, Widya Pratiwi telah memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan kemaslahatan rakyat Maluku. Apalagi terkait dengan pengentasan stunting atau gizi buruk.

Dilakukan Oleh Lawan Politik

Senada dengan Chaniago, Ketua DPD KNPI Kota Ambon, Sugiarto Solissa menduga hal ini dilakukan oleh lawan politik Murad Ismail.

“Kami meminta kepada aparat hukum untuk segera melakukan penangkapan kepada orang-orang yang di desain oleh oknum-oknum yang merupakan lawan politik Murad Ismail,”kata Solissa.

Dirinya juga sangat menyesalkan sikap lawan-lawan politik Gubernur Maluku, Murad Ismail, yang ketika ada kesalahan kecil langsung serang secara terbuka di media sosial.

PMII Kecam

Sementara Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Ambon Abdul Gafur Rusunley, mengecam keras perilaku istri gubernur Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail, dan rekan-rekannya, yang berpesta pora tanpa menaati prokes di tengah maraknya penyebaran Covid-19.

BACA JUGA:  Borok di Bank Maluku, Humas Bank dan OJK Enggan Berkomentar

“Padahal selama ini mereka berdiam-diam menyelinap di belakang masyarakat membuat acara yang mengundang kerumunan tanpa menjaga prokes,” kata Rusunley seperti dikutip mediaprogres.com.

Dia menyesalkan sikap sekelompok istri pejabat beserta sejumlah pejabat yang kembali melanggar aturan yang mereka terapkan. Seolah-olah aturan yang mereka buat hanya untuk masyarakat lapisan bawah.

“Ini merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Jangan mentang-mentang merasa istri dari orang nomor 1 di Maluku, lalu memakai hukum rimba, tanpa memikirkan efek dari penilaian publik,” sesalnya.

Rusunley menyayangkan sikap isteri gubernur yang terkesan tidak memiliki empati atas kondisi yang saat ini sedang dihadapi masyarakat.

“Sebenarnya ini sudah berulangkali pejabat di daerah Maluku melakukan hal yang sama seperti istri gubernur Maluku ini. Jangan terlalu menari-nari di atas penderitaan masyarakat lah. Coba turun, tengok masyarakat lalu lihat kehidupan mereka seperti apa. Jangan karena pikir sudah jadi pejabat, hidup serba difasilitasi yang senang dan mewah lalu lupa penderitaan masyarakat,” ujarnya. (L02)