Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Dihadapan Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena, sejumlah mantan karyawan yang pernah bekerja di perusahaan CV. Gema Rejeki di Passo mengaku telah mendapat intimidasi dari pemilik perusahaan Jhon Tuhuteru alias Titi.

Mereka mengaku selalu mendapat intimidasi untuk mengikuti kebaktian hari minggu dimana sang bos juga beribadah

“Kalau tidak mengikuti itu, maka karyawan tersebut dilarang bekerja. Kalau minggu ini tidak ikut, maka dia off satu minggu, tidak bisa bekerja, bahkan bisa dipecat, seperti saya, baru saja dipecat. Jadi kami kaum buruh yang bekerja di CV. Gema Rejeki di daerah Passo, merasa diintimidasi oleh pihak perusahan, dalam hal ini pimpinannya, Jhon Tuhuteru,” ungkap Salah satu mantan karyawannya, Jumat (24/2/2023) saat mendatangi Kantor Walikota dan menyampaikan aspirasi pada acara Walikota Jumpa Rakyat (Wajar), di Balai Kota.

BACA JUGA:  Menko PMK dan BNPB Serahkan Bantuan Logistik Bencana ke Pemkot Ambon

Didepan Pj Walikota dan seluruh OPD dan warga yang hadir, eks. karyawan itu mengungkapkan soal bentuk intimidasi yang dilakukan sang Bos, yakni soal kebaktian ibadah minggu.

Karyawan tersebut mengaku, dirinya bersama teman-temannya yang lain tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi bersuara, atas apa yang diperintahkan sang Bos.

Oleh karena itu, dirinya melaporkan hal tersebut ke Pj. Walikota Ambon. Karena sebenarnya, persoalan ini juga pernah dilaporkan ke Disnaker Kota Ambon, namun dari hasil mediasi saat itu, sang Bos justru mengaku lain bahwa dirinya tidak pernah memaksa karyawannya untuk mengikuti ibadah tersebut.

Namun dilain sisi sanksi off yang diberikan Bos bagi karyawan yang tidak ikut ibadah membuktikan bahwa itu adalah bentuk intimidasi.

BACA JUGA:  Pemkot Perlu Tambahan Armada Pengelolahan Sampah

“Ini kita bekerja, ini bisnis, tapi dikaitkan dengan masalah iman dan lainnya. Kami pernah lapor ke Depnaker Kota tapi saat mediasi Bos bilang bukan pemaksaan, tapi ada sanksi bagi karyawan kalau tidak ibadah itu tidak boleh bekerja. Lalu bagaimana kami kalau tidak bekerja,”tuturnya.

Menanggapi hal itu, Wattimena langsung menghubungi sang Bos melalui telepon selulernya, dan langsung dispeacer kemudian disambungkan dengan microfon, sehingga apa yang dipercakapkan, semuanya terdengar.

Bahkan dalam percakapan itu, sang Bos mengaku memecat beberapa karyawannya itu bukan soal tidak beribadah, tetapi karena melakukan pencurian.

“Mereka itu saya pecat karena mencuri pa Wali,”ujar Jhon dari sambungan telepon.

Dalam percakapan itu, Wattimena juga begitu marah saat sang Bos mengatakan akan mengambil karyawan dari luar Ambon, dan tidak akan merekrut anak-anak daerah sebagai karyawannya.

BACA JUGA:  Pemkot Canangkan HUT Kota Ambon Ke - 449 dan Pembukaan Tarkamnas 2024

Terkait hal itu, Wattimena mengatakan bahwa itu merupakan tanggungjawab sosial yang wajib dilakukan seorang pengusaha, ketika berusaha dalam kota ini.

Usai program Wajar Wattimena kepada Wartawan meminta agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan, karena sensitif.

“Tadi saya marah saat dia bilang, nanti dia ambil pegawai dari luar daerah saja. Kalau itu dia lakukan itu, bila perlu saya tutup itu usahanya, masih banyak orang yang mau berusaha di daerah ini.

Masa dia punya tangung jawab sosial untuk masyarakat kota lalu dia ancam ambil orang dari luar, itu yang bikin saya tadi marah. Soal masalah lain saya sudah bilang jangan masuk ke wilayah kebebasan beragama, karena itu sensitif, tidak boleh,”tegasnya. (L06)