Share
Bupati KKT Petrus Fatlolon, SH,MH saat memberikan sambutan, Selasa (09/06/2020) di Cafe Buritan Saumlaki 
LASKAR – Guna menyatukan persepsi antara masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI-Polri, Pemerintah maupun DPRD terkait dengan implementasi penerapan New Normal serta menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, maka Kepolisian Resort (Polres) Maluku Tenggara Barat (MTB) menginisiasi kegiatan yang dikemas dengan tema, ‘Bakumpul, Bacarita, Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), yang dipusatkan di Cafe Buritan Saumlaki, Selasa (09/06/2020).
Kapolres MTB, AKBP Adolof Bormasa, SH,MH mengatakan kegiatan ini bukan untuk melihat kekurangan, tetapi dengan masukan usul saran yang disampaikan pasti ada pembenahan demi kemajuan KKT .
“Jangan kita satu sama lain saling menyalahkan, tetapi kita duduk bakumpul bacarita untuk Tanimbar punya kemajuan ke depan,” kata Bormasa mengawali bakumpul dan bacarita.
Pada kesempatan itu Bupati KKT Petrus Fatlolon, SH,MH memberikan apresiasi kepada Polres MTB yang sudah menginisiasi kegiatan tersebut. 
Orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Tanimbar mengatakan masyarakat Tanimbar harus mengucap syukur kepada Tuhan karena Tanimbar saat ini berada pada zona hijau dan Tanimbar masuk dalam 102 wilayah di Indonesia yang menerapkan New Normal.
Dikatakan, dalam penerapan New Normal, pemerintah pusat tidak memberikan panduan secara rinci, sehingga masing-masing daerah harus menterjemahkannya sesuai dengan kondisi daerah masing masing. 
“Edaran 3 Menteri memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengkaji, menganalisa, dan menyusun sendiri pedoman pelaksanaan New Normal dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan,”jelas Fatlolon sambil manyampaikan sejumlah langkah-langkah pendekatan Gugus 
Percepatan, Penanganan Covid-19 Tanimbar yang bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat memasuki tatanan kehidupan baru.
Dikatakan sosialisasi New Normal bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama.
“Saya harap bapak ibu yang hadir disini menjadi corong, dan juru bicara Pemda untuk menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,”harap Fatlolon sembari meminta masukan dan kritikan yang bersifat membangun.
Kemalasan, kata Fatlolon yang menjadi kendala utama bagi masyarakat karena sulit beradaptasi dengan keadaan baru.
Dirinya kembali menginstruksikan kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan lahan kosong guna menanam pangan lokal, sehingga ekonomi keluarga tetap terjamin tanpa harus ketergantungan kepada beras.
“Sejak awal saya sudah menyurati seluruh camat dan kepala desa agar menghimbau masyarakat memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk menanam pangan lokal, sehingga ekonomi keluarga tetap terjaga. Dan ini saya ingatkan terus,”kata Fatlolon.
Apresiasi yang sama juga disampaikan Ketua DPRD Tanimbar, Jaflaun Batlayeri, SH. Menurutnya,  bakumpul bacarita merupakan tradisi para orang tua Tanimbar dalam mencari solusi bersama.
Menurutnya, ini merupakan tradisi atau kebiasaan yang harus tetap terjaga terpelihara. “memberi kritik dan masukan demi kemajuan bersama dalam suasana kebersamaan. Inilah budaya Tanimbar yang harus terus dilestarikan sehingga daerah terus produktif,”kata Jaflaun. 
Pengamanan di Wilayah Perbatasan
Sementara Ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Tanimbar Selatan (Tansel) Pdt. Lenny Rangkoratat, S.Th, dengan tegas meminta pihak Polres MTB untuk memperhatikan masalah batas wilayah sejumlah desa maupun perkelahian antar desa. “Kami minta ada pengamanan sehingga masyarakat juga merasa aman. Masalah batas wilayah dan penebangan liar sangat berdampak negatif bagi ekonomi maupun keamanan masyarakat,”pintanya.
Lenny juga meminta agar forum-forum seperti ini bisa menghadirkan organisasi-organisasi perempuan. “Mereka hadir supaya mereka dibekali, diberi visi untuk penerapannya di lingkungan keluarga maupun kalangan perempuan.
Dukung Pemerintah 
Wakil Uskup Wilayah Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD) RD.S.P Matruty pada kesempatan itu menghimbau kepada masyarakat untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada polisi maupun pemerintah untuk ketertiban bersama. 
“Saya sudah sering menghimbau kepada pastor-pastor untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan dan bagaimana mengisi hidup dengan bekerja,”kata Matruty.
Dirinya mengakui Gereja Katolik di KKT sudah melaksanakan perayaan ekaristi di gereja, dan kami berharap agama yang lain juga bisa menyesuaikan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Yang menjadi kendala kata Matruti, pemahaman umat di kampung-kampung sangat terbatas baik ketersediaan masker maupun penerapan new normal. 
“Kami terus membantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi,”ungkapnya. 
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KKT, Hj. Tamsil Herman, mengatakan, masyarakat KKT harus tetap menjaga Tanimbar berada dalam zona hijau.
“Saya harap Pemda tingkatkan upaya pencegahan supaya Covid-19 jangan ada di KKT. Semua kritikan dan masukan kepada pemerintah membuat pemerintah daerah lebih kuat dalam melayani masyarakat,”kata. 
Acara bakudapa, bacarita kamtibmas diakhiri dengan dialog yang bersifat masukan yang konstruktif bagi upaya-upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 di Bumi Duan Lolat. (L03)