Share

SAPARUA, LaskarMaluku.com – Yayasan Heka Leka yang bergerak di Bidang Pendidikan menginisiasi 12 Perpustakaan Ramah Anak untuk tingkatan Sekolah Dasar di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

Perpustakaan Ramah Anak sendiri merupakan bagian dari gerakan literasi kepulauan yang terus di dorong oleh Yayasan Heka Leka untuk bagaimana memfasilitasi anak-anak di tingkat Sekolah Dasar memiliki kualitas literasi yang baik.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Yayasan Heka Leka Stanley Ferdinandus kepada media ini di sela-sela kunjungan ke Perpustakaan Ramah Anak SD Negeri 248 Maluku Tengah di Negeri Noloth, Jumat (18/7/2024) siang.

Direktur Eksekutif Yayasan Heka Leka Stanley Ferdinandus

Menurut Stanley, Perpustakaan Ramah Anak merupakan cara efektif untuk memupuk minat baca pada anak-anak dan mendorong mereka mengeksplorasi dunia pengetahuan.

“Jadi pilot project dimulai dari Saparua, dimana sudah 12 Perpustakaan Ramah Anak tingkat Sekolah Dasar di Saparua yang kami inisiasi. Dan SD Negeri 248 Maluku Tengah di Negeri Noloth merupakan salah satu penerima manfaat, bahwa minat baca anak-anak begitu meningkat,”jelasnya seraya menambahkan pekan depan kami akan fokus pada SD Negeri 334 Maluku Tengah di Kampung Mahu, sambil menunggu dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk bertambahnya sekolah-sekolah lain di Kecamatan Saparua.

BACA JUGA:  Telan Dana Rp 40 Miliar, RSUD Magretti Saumlaki Mulai Dibangun

Ketika ditanya apakah Perpustakaan Ramah Anak hanya fokus pada Kecamatan Saparua? Stanley yang juga Kandidat Doktor Universitas Indonesia ini mengatakan, Yayasan Heka Leka menargetkan 100 sekolah, selain di Kecamatan Saparua, kami juga menargetkan di Pulau Haruku, Nusalaut, dan Sekolah Dasar di Kepulauan Banda.

“Kami berharap apa yang kami targetkan bisa terealisasi,”harapnya.

Pertanyaannya apakah hanya di Saparua? Jawabannya tidak, kami menarget 100 sekolah dari pulau Haruku, pulau saparua, Nusalaut dan seluruh sekolah dasar di kepulauan Banda. Harapanya payleting untuk  gerakan literasi kepulauan  di 100  sekolah dasar di gugus sekolah ini bisa terlaksana.

Kepala Sekolah SD Negeri 248 Maluku Tengah di Negeri Noloth, Flona Titahena, SPd SD

Sementara itu,  Kepala Sekolah SD Negeri 248 Maluku Tengah di Negeri Noloth, Flona Titahena, SPd SD kepada media ini mengatakan, Perpustakaan sekolah sudah ada sejak tahun 2011-2012, awalnya hanya digunakan oleh para guru dalam mempersiapkan berbagai perangkat siswa, pembelajaran layanan.

BACA JUGA:  6000 Mahasiswa Belum Bayar Uang Kuliah, Unpatti Diambang Bencana Resesi Keuangan

“Jadi perpustakaan hanya dimanfaatkan oleh para guru yang sekedar datang mengambil buku-buku tertentu sebagai intisari dalam pembelajaran, siswa jarang sekali berkunjung di perpustakaan. Tetapi setelah Yayasan Heka Leka menjadikannya sebagai Perpustakaan Ramah Anak, perubahan sangat luar biasa. Dimana minat baca siswa justru meningkat drastis. Bahkan, guru sementara di kelas juga mereka ingin membaca di perpustakaan,”jelas Kepala Sekolah.

Flona Titahena menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan Heka Leka yang telah menunjang seluruh aktivitas dalam proses pembelajaran bahkan minat baca siswa.

“Anak-anak sudah tahu kalau tidak ada guru mereka harus kemana. Kami cari siswa ternyata mereka semua sudah ada di ruang perpustakaan. Memang perpustakaan di desain dekat dengan anak-anak, juga ditunjang dengan buku-buku yang menarik untuk dibaca, sehingga anak-anak betah berada di perpustakaan. Dan mereka juga sangat tertib dengan mematuhi aturan masuk di perpustakaan misalnya harus membuka sepatu dan dilarang makan dalam ruang perpustakaan,”tutup Titahena. (L02)