Share
Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar Agustinus Utuwaly, S.Sos saat memberi sambutan pada acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan RSUD dr. P. P. Magretti – Saumlaki, Rabu (12/08/2020) (dok-humas KKT) 

LASKAR – Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar, Agustinus Utuwaly, S.Sos melakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan RSUD dr. P. P. Magretti yang berlokasi di Ukurlaran Desa Lauran Kecamatan Tanimbar Selatan, Rabu (12/08/2020). 

Dalam sambutannya, Utuwaly mengatakan, salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah, kesehatan. Sebab semua aktifitas akan berjalan dengan baik apabila kesehatan  terjaga.

“Dalam kondisi mewabahnya Covid-19 hingga saat ini, telah mengajarkan kita tentang banyak hal serta pentingnya menjaga kesehatan, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai untuk melayani masyarakat,”kata Utuwaly.

Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang terdiri dari pulau-pulau dari segi georafis sambung Wabup, diperhadapkan pada tantangan pelayanan kesehatan yang beraneka ragam. 

Kendati demikian dirinya optimis pemerintah daerah secara bertahap akan mempersiapkan berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah ini.

BACA JUGA:  Rumah Generasi Gandeng Komnas HAM NgoPI Bahas UUPKS

Agus sapaan akrab Utuwaly menyebutkan, pembangunan Puskesmas Rawat Inap yang representatif telah dilakukan di berbagai kecamatan, dan kini sedang membangun gedung baru RSUD dr. P.P.Magretti sebagai pusat rujukan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. 

Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar, Agustinus Utuwaly, S.Sos saat peletakan batu pertama 

Orang Kedua di Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini menyatakan, kebijakan Pemerintah Daerah membangun gedung RSUD yang baru seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan juga menyongsong beroperasinya Blok Masela.

“Gedung ini digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat, yang akan dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang. Saya minta, semua tahapan pembangunan yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, serta perlunya pengawasan yang baik terutama PPTK dan SKPD terkait maupun pihak berkepentingan lain, sehingga dapat berjalan sesuai dengan perencanaan” kata Utuwaly mengingatkan.

Dirinya meminta semua pihak yang bertanggung jawab dalam proses pembangunan gedung RSUD ini serius dalam melaksanakan tugasnya. 

BACA JUGA:  Forkamsi Silaturahmi di Mabes Polri Minta Jatah Akpol Maluku Prioritas Putra Daerah

“SKPD yang berhubungan dengan kegiatan ini, konsultan, dan pihak penyedia harus serius melaksanakan pekerjaan ini dengan baik demi mewujudkan masyarakat Tanimbar yang sehat. Sebab Tanimbar yang sehat harus disertai peningkatan pelayanan kesehatan yang dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku,”pintanya seraya menambahkan, layanan kesehatan bukan hanya berhubungan dengan penyediaan infrastruktur kesehatan, tetapi peran-peran tenaga kesehatan dan semua staceholder yang terlibat, dalam memberikan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Pada kesempatan itu juga, Direktur RSUD dr. P.P. Magretti, dr. Fully Nuniary dalam laporannya menjelaskan, relokasi pembangunan RSUD Magretti yang baru di Ukurlaran dimaksudkan, untuk memastikan lokasi ini layak dikembangkan kelak sebagai Rumah Sakit Kelas B dengan kapasitas rawat 200 tempat tidur, dan tentu ditunjang dengan SDM kesehatan dan alat kesehatan (alkes), sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

BACA JUGA:  Walikota Bicara Ketangguhan Kota Ambon di Level Nasional

Selain itu, telah ditetapkan pula rencana induk atau master plan rumah sakit ini, serta road map menuju rumah sakit kelas B, yang disesuaikan dengan prototipe dari Kementerian Kesehatan. Juga, telah memenuhi kaidah-kaidah pembangunan rumah sakit, yang harus berorientasi terhadap peningkatan mutu layanan, dan keselamatan pasien yang dirawat.

Disampaikan, untuk pembangunan tahap I di tahun 2020 ini, difokuskan pada pembangunan gedung utama dan gedung penunjang, seperti instalasi gawat darurat, instalasi bedah pusat/centre, unit perawatan intensif atau ICU, instalasi radio diagnosi, instalasi kamar bersalin, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi farmasi, instalasi pusat sterilisasi, instalasi laundry, dan kamar jenazah, juga sarana penunjang, yaitu instalasiair bersih dan instalasi air kotor atau air limbah.

Nuniary menjelaskan, biaya yang diperlukan untuk proses pembangunan dan sarana prasarana menelan biaya lebih dari Rp 40 milyar rupiah. (L03)