Share

==== Dari Polusi menuju Solusi ====

Oleh : H B Fanumbi

Di kancah politik dan perhelatan Birokrasi Kabupaten Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kiprah PF sebagai Bupati dan mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar telah memberikan sejumlah kesejukan di Bumi Duan Lolat, tetapi juga sejumlah catatan minor di kalangan masyarakat dan umat katolik. Berdasarkan catatan faktual : hasil menyejukkan dan seruan bergelombang atas catatan minor dalam masa kepemimpinan PF, kita dapat melihat adanya campur aduk kepentingan serta lepasnya kendali penilaian atas kiprah PF.

Jika harus melakukan polling pendapat, maka sudah pasti akan terjadi adu dua kekuatan yang berdiri dalam sikap perang, entah perang argumentasi – perang data bahkan bukan tak

mungkin perang fisik. Yang puas dengan kinerja PF akan cenderung memuji sampai pada pengkultusan PF sebagai pemimpin sejati, tetapi yang tak puas akan cenderung mempertahankan ikon jempol ke bawah.

BACA JUGA:  Aplikasi Bahan Alam Sebagai Edible Antimikrobial Pada Fillet Ikan Tatihu (Thunnus albacares)

Yang puas sudah pasti meletakkan standar penilaian pada ”kebaikan hati” atau kebijakan populis PF sebagai pemimpin sejati, sementara yang tidak puas tentu saja akan selalu membicarakan keburukan PF dalam konteks membangun tatanan ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya di bumi Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Parodoksal penilaian dalam balutan kepentingan ini menjelaskan pada kita bahwa ketika bersandar pada DATA kemiskinan ekstrim sebagai FAKTA dan FAKTA kemiskinan structural sebagai DATA maka ukuran penilaian tidak pernah akan menjadi baku atau permanen.

Itulah sebabnya slogan pencitraan pada PF akan bergema kuat dan kemudian menyerempet pada eksistensinya sebagai masyarakat sekaligus umat Katolik yang hanya atas nama Katolik.

BACA JUGA:  Harga Diri dan Harga Suara

Dalam tataran ekonomi dan sosial kemasyarakatan, Kemiskinan ekstrim dan kemiskinan struktural sesungguhnya sudah ada sejak tempo dulu hingga kini dan cenderung menguat karena lapangan pekerjaan yang minim, serta mentalitas kita menjadi masalah serius.

Jika kemiskinan ekstrim atau kemiskinan struktural selama ini dipandang sebagai POLUSI berkepanjangan yang tak pernah menampakkan Solusi jitu, maka sebuah pertanyaan layak dikumandangkan di kalangan kader Katolik : siapakah kader Katolik yang dalam 5 – 10 tahun mendatang dapat mengatasi kemiskinan ekstrim dan kemiskinan struktural ini dalam konteks

KEADILAN Sejati ???

Meminjam istilah PanOPticon – Michel Faucault dan Teori Kekuasaan Pierre Felik Bordieu, jelas tergambar bahwa di dalam dunia politik berkembanglah ambisi berkuasa, sementara

BACA JUGA:  "Big Panda and Tiny Dragon”

instrumen dan kendaraan politik hanyalah sebuah tameng kekerasan simbolik yang dimunculkan dalam arena melalui setiap janji manis ala panopticon faucault, namun terus akan memakan korban di masyarakat kecil.

Bagi masyarakat kecil, yang terpenting saat ini adalah setiap hari berpikir makan apa (bukan makan di mana dan bukan makan siapa) karena memiliki kekuatan untuk menjalani hidupnya dari bulan ke bulan haruslah menampakkan solusi dari polusi yang dihadapi saat ini.

Mari bergandengan tangan untuk mendukung siapapun kader Katolik di dalam gereja Katolik, sehingga kiprahnya tidak hanya sebatas : atas nama Katolik melainkan mengimani profesinya sebagai orang Katolik yang mampu menghadirkan SOLUSI dan bukannya menebarkan POLUSI terus menerus dalam sikap agitasi ringan maupun agitasi berat dalam perang verbalisme. Semoga!