Share

AMBON, LaskarMaluku.com Juru bicara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon, Yovi tidak mau berkomentar atau berpendapat soal, Kepala UPP kelas III Wonrely, Hans Mamengko.

Hans semenjak dilantik pada bulan Oktober 2022 hingga saat ini berada diluar daerah dan mangkir alias tidak pernah melaksanakan tugasnya sebagai kepala UPP Wonrely.

“Soal pa Hans saya belum mengetahuinya, karena saya baru bertugas dan menjabat sebagai KTU baru sekitar dua bulan, dan tidak tahu persis,”ungkap Yovi kepada media ini di kantor Syahbandar Ambon, Selasa (11/7/2023) pagi.

Dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti Kepala UPP Wonrely, lantaran itu dirinya meminta untuk berbicara mengenai penataan pelabuhan Ambon.

BACA JUGA:  Pelni Wajibkan Penumpang Kapal Laut Divaksin Dosis Lengkap

“Sebaiknya kita bicara soal penataan pelabuhan Ambon,”tandas Yovi.

Untuk diketahui, Hans Mamengko, diduga meninggalkan tanggungjawabnya sebagai kepala kantor UUP kelas III Wonrely selama kurang lebih satu tahun terkahir.

Hans Mamengko, cenderung lebih banyak melaksanakan dinas di luar daerah.

Ketidakpatuhan itu, oleh tokoh masyarakat Wonrely Amma Samloy meminta supaya yang bersangkutan diganti oleh putra daerah.

“Kewenangan menempatkan petugas ASN sebagai kepala UPP Kelas III Wonrely adalah urusan pemerintah pusat dalam hal ini, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan tetapi kami sebagai tokoh masyarakat menyarankan dan menginginkan, sebaiknya harus orang dan atau putra daerah, “tandas Amma Samloy

Kota Ambon Penataan Kembali

Sementara itu, KTU KSOP Kelas 1 Ambon, Yovi menambahkan, untuk Kota Ambon, saat ini sedang menata dari berbagai macam aspek, terutama pelayanan kepada masyarakat, termasuk sarana dan prasarana.

BACA JUGA:  Pangdam Hadiri Vicon dengan KASAD, Singgung Masalah Stunting

“Kita coba perbaiki, disana itu kalau kapal datang itu penuh, sehingga menimbulkan kemacetan. Oleh karena itu kita sedang komunikasikan dengan pihak terkait sehingga nantinya mengerucut, dari Pelindo, KP3, pengguna jasa semuanya termasuk perbaikan terhadap tiga lini, sehingga tidak menimbulkan penumpukan, “ungkap Yovi.

Menurutnya, kebijakan KSOP Ambon, yaitu proses menata kembali sehingga kota Ambon kedepan bisa dilirik oleh para investor. Mengapa hal perlu dilakukan penataan kembali, karena pelabuhan kita ini kedepan dijadikan pelabuhan eksport.

“Jadi kalau pelabuhannya semraut tidak ditata dengan baik, tentu investor akan berpikir dua kali,”kata Yovi yang mengaku baru dua bulan ditempatkan di Kota Ambon ini.

Meski begitu, Yovi yang pernah mengecap tugasnya pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran BTKP, KSOP Semarang, Jawa Tengah hingga Provinsi Banten, bahkan bertugas pada Direktorat KPLP, Navigasi Sorong, Navigasi Samarinda ini, berharap para pengguna jasa untuk bersama-sama berelaborasi, bersinergi mendukung penataan pelabuhan Yos Soedarso Ambon kedepan yang lebih baik. (tim)