AMBON, LaskarMaluku.com – Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Dr.Ir.Insun Sangadji,M.Si memberikan apresiasi dan selamat kepada SMK Negeri 5 Ambon yang ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Skema Pengimbasan.

“Ini merupakan sebuah prestasi yang tentunya diraih dengan kerjasama semua pihak di SMK Negeri 5 Ambon mulai dari Kepala Sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah dan dukunagan dunia Industri,”demikian disampaikan Plt Kadis Insun Sangadji dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Anisah, SE,MPd. Saat membuka sosialisasi pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Skema Pengimbasan tahun 2024, Rabu (17/7/2024) di SMP Negeri 5 Ambon di Kawasan Wailela –Rumahtiga.

Menurutnya, Tefa adalah konsep pembelajaran yang mengintegrasikan proses produksi dan layanan nyata ke dalam kurikulum pendidikan.

“Melalui model ini, siswa dapat merasakan pengalaman kerja yang sesungguhnya, membekali mereka dengan keterampilan praktis yang siap pakai di dunia kerja,”kata Plt Kadis seraya menambahkan, bantuan Tefa Skema Pengimbasan 2024 bertujuan untuk mengokohkan Tefa di SMK agar lebih optimal dalam meningkatkan layanan dan pengajaran berbasis pabrik serta bisa mengimbaskan kepada SMK lainnya.

Plt Kadis Insun Sangadji mengatakan, Kurikulum Merdeka terdapat capaian pembelajaran perfase dan jam pelajaran yang fleksibel sehingga mampu mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

“Kondisi ini memungkinkan para siswa untuk melahirkan inovasi-inovasi melalui pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL),”ujarnya.

Kadis menambahkan, dalam program SMK Pusat Keunggulan (PK) terdapat tiga teori perubahan yang menjadi bahan perhatian, antara lain kepemimpinan sekolah, kerja sama dan keselarasan dengan dunia kerja, serta keterserapan lulusan.

“Dengan peningkatan tiga aspek tersebut diharapkan akan menghasilkan SMK dengan Tefa yang aktif memproduksi dengan status keuangan yang fleksibel dan menjadi pusat pembelajaran bagi SMK lain dengan program keahlian yang sama,”jelasnya.

Program bantuan Ini, sambung Plt Kadis sebagai kelanjutan dari pada keunggulan yang di bangun melalui Tefa pengimbasan yang harapannya bisa menjadi magnet bagi SMK lain untuk belajar.

“Program bantuan ini juga diperuntukkan bagi SMK PK atau SMK yang telah melaksanakan pengajaran berbasis pabrik/Tefa yang sudah berproduksi aktif serta memiliki omzet yang cukup stabil dan ingin meningkatkan layanan pengajaran berbasis pabrik,”pungkasnya.

Sangadji berharap dari program ini terselenggaranya model pembelajaran PBL yang mampu menghasilkan barang/jasa dan diserap oleh pasar atau dunia kerja.

Selain itu, siswa memiliki soft skill yang sesuai dengan standar di dunia kerja dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menghasilkan produk berstandar.

“Selain itu dalam pelaksanaan Tefa terutama pengimbasan perlu ada kolaborasi dari berbagai unsur yang ada di sekolah. Untuk program ini minimal ada 3 SMK yang diimbaskan dan diutamakan SMK yang memiliki sistem sertifikasi profesi LSP-P1 dengan konsentrasi keahlian yang linier,”tutup Sangadji. (L02)