Share

LASKAR – Pihak Universitas Pattimura Ambon secara tegas membantah pernyataan Wakil Ketua DPRD Maluku Azis Sangkala yang menyatakan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura terancam ditutup.

Menurut pihak Unpatti itu kabar tersebut tidak benar alias hoax, bahkan mutasi empat dokter dari RSUD dr Haulussy Ambon sama sekali tidak ada kaitannya dengan Fakultas Kedokteran Unpatti.

Penegasan ini disampaikan Dr. Jantje Tjiptabudi, SH., M.Hum sebagai Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, didampingi Dekan Fakultas Kedokteran Dr. dr. Bertha Jean Que, Sp.S., M.Kes.

Dikatakan, menyangkut dengan mutasi empat tenaga dokter ahli yang sebelumnya ditempatkan di RSUD dr Haulussy Ambon, itu tidak ada kaitan sama sekali dengan Unpatti, dan apa yang disampaikan di media terkait dengan Fakultas Kedokteran yang terancam ditutup hal itu tidak benar, itu hanyalah hoax.

“Jadi perlu saya ditegaskan dan klarifikasi bahwa apa yang diberitakan melalui media soal empat dokter itu tidak ada hubungannya dengan Unpatti. Apa hubungannya dengan kita?, dan apa yang diberitakan itu adalah hoax,”tegas Tjiptabudi kepada media ini di ruang kerjanya, Kamis (30/6/2022).

Menurutnya, dokter yang ditempatkan itu hanya sebagai dokter pembina, dan dokter yang ditempatkan itu sering diganti-ganti. Jadi perlu dijelaskan, empat dokter tersebut di Unpatti bukanlah dosen tetap, tetapi mereka hanyalah dosen tamu alias honor, yang diterima sebagai tenaga pengajar di Fakultas Kedokteran Unpatti.

BACA JUGA:  “Zona Merah” RSUD dr.Haulussy Tutup 14 Hari

“Perlu diketahui, empat dokter itu bukan dosen tetap di Fakultas Kedokteran, mereka itu tamu saja. Jadi kalau soal mereka di mutasi, itu bukan urusan kami Unpatti, tapi itu urusan Pemda, sebab RSUD Haulussy itu punya Pemda. Jadi, kalau RSUD dr Haulussy mau mutasi punya semua dokternya tidak ada masalah, dan tidak ada hubungannya dengan kita di Unpatti,”tegasnya lagi.

Tjiptabudi mengakui, RSUD dr Haulussy merupakan salah satu rumah sakit yang digunakan untuk KOAS. Dimana, mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliah di jurusan ilmu kedokteran akan berperan sebagai dokter muda dan terjun langsung ke rumah sakit.

Namun, sambung Tjiptabudi penempatan di RSUD dr Haulussy itu sesuai kebutuhan. Sebab ada juga penempatan KOAS di Rumah Sakit Hassanudin Makassar dan Rumah Sakit Airlanggar Surabaya

“Selain penempatan RSUD dr Haulussy itu, ada penempatan KOAS juga di RS Pendidikan Makassar termasuk RS Airlangga Surabaya, tenaga dokter ahli yang ditempatkan disana jadi jejaring, itu kaya ada satelitnya. Contohnya Sulawesi tapi jejaringnya RST, RS Angkatan Laut, RS Tulehu, itu disebarkan sesuai kebutuhan, jadi banyak satelit banyak-banyak jejaring,”urainya Tjiptabudi seraya menambahkan, hubungan mitra dengan RS untuk penempatan dokter muda dan hubungan hanya sebagai dokter tamu.

BACA JUGA:  Kapolda Maluku Ganti Kapolres Kepulauan Tanimbar dan SBB

Tjiptabudi juga merincikan, untuk studi Fakultas Kedokteran Unpatti memiliki dosen atau tenaga pengajar tetap sebanyak 58 orang, ditambah dengan tenaga tidak tetap atau honor kurang lebih sebanyak 20 sampai 30 orang.

“Kami justru bekerja keras agar Fakultas Kedokteran tetap diatas, sebab Fakultas Kedokteran Unpatti tidak kalah saing dengan fakultas-fakultas kedokteran yang lain di wilayah Indonesia Timur. Dan perlu diketahui Unpatti sebagai lembaga pendidikan favorit di Maluku mampu dan tidak kalah bersaing dengan Universitas lain khususnya di Indonesia Timur,”pungkasnya.

Lantaran itu, Tjiptabudi menegaskan, empat dokter tersebut hanya membantu proses perkuliahan dan KOAS jadi tidak ada masalah. Jika diperlukan, maka pihak Unpatti bisa mendatangkan dari luar dari Universitas Hasanudin maupun center-center yang lain.

BACA JUGA:  Marinyo Pilkada di MBD Corong KPU untuk Masyarakat

Masih menurut Tjiptabudi, KOAS ditempatkan selama dua tahun, dan RS dr Haulussy hanya sebagai penyangga saja.

“Kalau RS dr Haulussy tidak butuh tidak ada masalah, dan kalau soal empat dokter itu dimutasi itu tidak ada kaitan dengan kami Unpatti, karena dosen tamu itu tiap saat berubah susuai dengan mata kuliah yang dibutuhkan. Jangan hanya karena empat dosen ini saja lalu kita tutup, itu tidak masuk diakal, dan sekali lagi kami tekankan Unpatti tidak ada hubungan dengan empat dokter ini,”cetusnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Maluku Azis Sangkala mengatakan, studi kedokteran dibawah Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura kondisinya terancam ditutup

Pasalnya, empat tenaga dokter ahli yang ditempatkan di RSUD dr Haulussy dan juga sebagai tenaga pengajar di Fakultas Kedokteran Unpatti kini sudah dimutasikan.

Padahal, RSUD dr Haulussy merupakan rumah sakit penyangga dari Fakultas Kedokteran Unpatti. Sayangnya, saat ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai rumah sakit penyangga sebab tidak memenuhi persyaratan ketersediaan dokter ahli.

Lantaran itu, DPRD Provinsi Maluku akan memanggil Direktur RSUD dr Haulussy, Nazarudin untuk dimintai penjelasan. (L04)