
Selanjutnya untuk kredit juga mencapai Rp9,05 triliun atau meningkat 12,73 persen dibanding pada akhir tahun 2014, dan 2,47 persen dibanding pada akhir tahun 2015.
“Pertumbuhan penyaluran kredit didukung oleh kualitas kredit yang masih tergolong baik, Non Performing Loan pada posisi Triwulan 1 2016 tercatat masih di bawah dua persen. Jadi, untuk posisi sekarang 1,76 persen, lebih baik dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014 yang di atas 1,87 persen,” katanya lagi.
Sedangkan untuk sumber DPK simpanan giro, tabungan dan deposito, lanjut Bambang, sudah mencapai Rp12,9 triliun atau meningkat 46 persen dibandingkan akhir tahun 2014, serta meningkat juga di akhir tahun 2015.
Menurutnya, melalui Program Laku Pandai diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bahkan yang berada di daerah terpencil bisa mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya tanpa harus mendatangi kantor bank dan kantor jasa keuangan.
“Diharapkan transaksi keuangan di daerah ini, bisa dilakukan melalui agen-agen bank yang sudah terdaftar di OJK, dengan begitu kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus berjalan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
“Dengan terus bertamban agen Laku pandai di daerah ini, akan semakin baik bagi peningkatan keuangan inklusif,” ujarnya.
Hadir pada kegiatan Pelatihan Jurnalis Sektor Jasa Keuangan tersebut, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Pusat Rahmat Waluyanto, Deputi Komisioner Manajemen Strategis IC OJK Hendrikus Ivo, Direktur Kebijakan dan Dukungan Penyidikan Departemen Penyidikan OJK Tongam L Tobing, dan Direktur Pengembangan Inklusif Keuangan Edwin Nurhadi. (LL)