VATIKAN, LaskarMaluku.com – Paus Leo XIV menyerukan pembebasan para jurnalis yang dipenjara di berbagai penjuru dunia.

Seruan ini disampaikannya dalam pertemuan pertamanya dengan ribuan jurnalis di Vatikan, hanya beberapa hari setelah terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik.

“Mereka yang dipenjara karena mencari dan menyampaikan kebenaran harus dibebaskan,” ujar Paus Leo di Aula Paulus VI, Vatikan, Senin (12/5), mengutip BBC.

Ia menyebut jurnalis sebagai saksi, bahkan dalam situasi paling berisiko.

“Saya memikirkan mereka yang melaporkan perang bahkan dengan mengorbankan nyawa mereka – keberanian mereka yang membela martabat, keadilan, dan hak orang untuk mendapatkan informasi karena hanya individu yang terinformasi yang dapat membuat pilihan bebas,” katanya.

Paus menyebut penderitaan para jurnalis yang dipenjara sebagai “tantangan terhadap hati nurani bangsa-bangsa dan masyarakat internasional”.

Ia meminta dunia menjaga kebebasan berbicara dan kebebasan pers sebagai anugerah bersama.

Paus Leo XIV melambaikan tangan saat memimpin doa Regina Caeli dari atas balkon Gereja Basilika Santo Petrus di Vatikan, Minggu (11/5/2025). Foto: Francesco Sforza/Media Vatican handout via REUTERSzoom-in-white

Data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menunjukkan bahwa sebanyak 361 jurnalis dipenjara pada 2024.

Kasus serupa juga terjadi di Afghanistan, Bangladesh, India, dan Filipina.

Paus Leo juga menyoroti peran media dalam mengangkat ketidakadilan dan kemiskinan.

Ia mengingatkan agar media tak menjadi bagian dari polarisasi dan tidak memberi ruang bagi fanatisme dan kebencian.

“Kita tidak membutuhkan komunikasi yang keras dan memaksa, melainkan komunikasi yang mampu mendengarkan,” ucapnya.

Soroti Penggunaan AI

Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menyampaikan kekhawatiran soal penggunaan kecerdasan buatan dalam jurnalisme.

Ia meminta media menggunakan AI dengan “tanggung jawab dan kebijaksanaan”, demi kepentingan umat manusia.

Di akhir sambutan, Paus yang berasal dari Amerika Serikat itu sempat melontarkan candaan.

“Mereka bilang tepuk tangan di awal itu tidak penting. Tapi kalau kalian masih terjaga dan ingin bertepuk tangan di akhir, terima kasih banyak,” ujarnya. (*/L02)