Share


Gubernur Maluku, Said Assagaff dan Bupati Kabupaten Maluku Tenggara, Andreas Rentanubun dalam sebuah kesempatan mengunjungi pasien di rumah sakit. (foto: ist)



LASKAR – Wacana kotak kosong tetap dalam skema tim. Namun head to head bagi bakal calon Gubernur Maluku, Irjen Polisi Murad Ismail masuk dalam skema puncak. Jika ini terwujud maka ada persaingan yang kompetitif dan ketat, namun juga merupakan persaingan yang sehat. 
“Head to head merupakan pilihan realistis dari Pak Murad Ismail. Ini sekaligus sebagai bentuk konfimasi dari prototype sikap seorang kesatria sejati,” tegas Ketua Forum Diskusi Reformasi Birokrasi dan Legislatif (FORSE) Maluku, Muhammad Kares, Jumat (6/10/2017) di Ambon.
Menurutnya, bukan tidak mungkin Kakor Brimob RI itu, sulit menumbangkan beringin Golkar. “Selain Partai Golkar, bisa saja Partai Demokrat memberikan dukungan kepada figur bakal calon lain. Atau dengan kata lain, Demokrat juga realistis mengambil orang nomor dua,” jelasnya.
Partai Golkar dan Demokrat, ujar Kares, punya peluang berkoalisi jika petahana Said Assagaff di tikungan terakhir menggandeng kader terbaik besutan Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu Michael Wattimena. 
“Saya kira, Pak Murad sudah punya hitung-hitungan tersendiri karena yang bersangkutan ingin punya lawan. Seorang kesatria sejati sudah pasti menginginkan pertarungan yang sehat sekaligus membangun kualitas berdemokrasi tumbuh semakin baik di Maluku,” terangnya.
Dengan head to head, jelas Kares, lawan yang paling mungkin adalah petahana Said Assagaff yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Maluku.
“Posisi Pak Said Assagaff sebagai petahana dan ketua partai, punya peluang lebih besar mendapat rekomendasi dari Golkar ketimbang Pak Murad Ismail. Saya kira inilah alasan Pak Murad realistis memilih head to head,” urainya.
Masih menurut Kares, manuver Murad Ismail di tingkat pusat sebetulnya ingin membuktikan atau memberi pesan tentang Maluku saat ini butuh pemimpin yang punya posisi tawar kuat di tingkat pusat. 
“Tetapi, dalam konteks perjuangan memperebutkan rekomendasi partai politik, rasanya posisi Pak Said Assagaff sulit disingkirkan dari apa yang sudah disebutkan sendiri oleh Pak Said bahwa rekomendasi Golkar baginya adalah sebuah harga diri kader dan harga diri Partai Golkar,” beber Kares.
Lebih lanjut dikatakan, posisi head to head sangat mungkin terjadi jika Partai Demokrat, berikut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan rekomendasi kepada petahana dengan masing-masing partai menyodorkan figur seorang wakil gubernur yang dinilai layak berpasangan dengan Said Assagaff. 
“Nah, Pak Said Assagaff sudah pasti memiliki lawan yang sepadan yaitu Pak Murad Ismail. Namun satu hal tidak boleh dilihat sepele yaitu gerak politik selalu dinamis. Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Kalau Pak Herman Koedoeoboen berhasil masuk gelanggang lagi, maka baik Pak Murad maupun Pak Said dan tim sukses harus kerja lebih keras,” pungkasnya. (L1R)