Share
Mendagri Tito Karnavian saat memandu webinar dengan tema Perilaku Baru Pandemi Covid-19, Senin(10/08/2020) (dok-Humas Pemprov)

LASKAR – Masyarakat Indonesia diminta untuk tidak menilai virus corona ini sebagai sebuah rekayasa atau konspirasi, karena virus ini fakta dan ancamannya nyata. Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Munardo saat memberikan paparan dalam Webinar bertemakan “Perilaku Baru Pandemi Covid-19” yang dipandu langsung Mendagri Tito Karnavian dan ikuti oleh Gubernur Maluku Murad Ismail , Ketua TP PKK Maluku Widya Murad Ismail dan Sekretaris Daerah Kasrul Selang, di Kediaman Gubernur, Poka-Ambon, Senin (10/8/2020).

 

Dikatakan, sampai saat ini belum ada kepastian kapan pandemi berakhir. “Vaksin penyembuh virus ini belum ditemukan. Andai telah ditemukan, pemberiannya pun bakal diberikan secara bergilir. Mengingat jumlahnya yang terbatas,”ungkap Munardo 

BACA JUGA:  Jelang HUT ke-12, DPD FPPI Maluku Berbagi Kasih Dengan Anak-anak Panti Asuhan

Mantan Pangdam XVI Pattimura ini mengungkapkan, tidak mudah memutuskan mata rantai Covid-19. Jumlah pasien meninggal di seluruh dunia akibat pandemi sekitar 700 ribu jiwa. Sementara di Indonesia berjumlah 5 ribu jiwa.

“Penularan Covid kali ini bukanlah yang perdana. Wabah ini pertama kali menular pada Maret 1918 hingga September 1919 di Spanyol. Jumlah korban jiwa kala itu sangat banyak,” kata Munardo.

Webinar ini juga menyorot realisasi penggunaan masker, cuci tangan dan jaga jarak untuk perubahan perilaku baru pandemi Covid-19.

Dalam penjelasannya, Munardo mengaku, pihaknya saat ini sedang merancang strategi, yakni memanfaatkan media secara maksimal. Sebab, berdasarkan survei 63 persen keberhasilan sosialisasi ditentukan oleh media.

Olehnya kepada Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia pun dihimbau dapat menggunakan strategi yang tepat di wilayah kerjanya masing-masing, sesuai program edukasi, sosialisasi dan mitigasi.

BACA JUGA:  Memalukan, Istri Gubernur Maluku Joget Tanpa Masker Di Tengah Pandemi

Terutama dengan memilih orang-orang berpengaruh di suatu kawasan sebagai ikon penanganan Covid-19 dan tidak berpatokan hanya kepada pejabat negara/daerah.

TP PKK Penggerak di Masyarakat

“Mayoritas masyarakat kita sangat patuh kepada orang tua, khususnya ibu. Olehnya itu, Tim Penggerak PKK tingkat nasional maupun daerah harus mampu menjadi bagian strategis dalam upaya sosialisasi penanganan Covid-19,” lanjutnya.

Sementara itu, Mendagri Tito yang bertindak sebagai moderator menjelaskan, perihal Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, telah dibahas dalam sebuah diskusi bersama jajaran para menteri dipimpin Menteri Polhukam,Mahfud MD.

Karenanya dalam waktu dekat, akan ada penjelasan rinci dari pejabat terkait.

BACA JUGA:  Akhiri Masa Jabatan, Banyak Prestasi Diraih Duet Louhenapessy – Hadler

“Prinsipnya, kita mengedepankan langkah persuasif (mengajak) secara bertahap dan sistematis. Memang kalangan masyarakat menengah memahami empat prinsip protokol kesehatan, namun di tingkat bawah, perlu ada langkah lainnya,” jelasnya.

Atas dasar itu, lanjut Tito, mengenai pemakaian masker, diketahui ada sebagian masyarakat yang ingin memakai masker namun tidak mampu membeli hingga perlu dilakukan pembagian masker.

Sebaliknya, ada sebagian masyarakat yang mampu membeli, namun kurang memahami kegunaan memakai masker. (L02)