Share
LASKAR, AMBON – Sesepuh umat Katolik MBL, Richard Louhenapessy mengingatkan segenap umat Katolik MBL, tetap memelihara suasana persaudaraan, kekompakan seperti yang terjalin selama ini. Menjadi seorang pemimpin, adalah menjadi seorang pelayan.
“Pemimpin adalah gembala bagi para domba.Hari ini, saya merasa sangat bersuka cita, hadir dalam misa perdana Pastor Ronald dan acara syukuran ini.Tentu selama menjalani masa-masa Diakon di Paroki MBL, Pastor Ronald punya banyak kenangan, suka duka karya pelayanan bersama umat MBL.Kiranya menjadi acuan bagi Pastor Ronald dalam kepemimpinan, pelayanan selanjutnya dimanapun Pastor Ronald ditempatkan,” ujar Richard.
Dalam dinamika kehidupan dan tantangan yang kompleksitas, diperlukan kekuatan moral dan akhlak.Dua hal ini, kata Richard bersumber dari iman, sehingga seorang pemimpin atau pelayan butuh integritas, dan punya etos.Punya prinsip moral yang tidak terombang-ambing.Sebab itu, memerlukan iman.Tanpa ilmu, iman tidak berkembang.Sebaliknya, tanpa iman, ilmu dapat disalahgunakan.
“Ilmu imaniah.Selanjutnya harus membuahkan amal. Ilmu tanpa amal akan steril. Amal tanpa ilmu, dangkal dan tidak terarah.Oleh sebab itu, iman, ilmu, dan amal adalah tiga serangkai yang menjadi soko guru menuju arah pembangunan manusia seutuhnya,” jelas anak dari almarhum Pendeta Dominggus Louhenapessy (Opa Bu) mantan Sekum GPM tersebut.
Menurut Richard, pemimpin hebat bukan saat masih memegang kekuasaan. Sejatinya hal tersebut akan terlihat ketika kekuasaan sudah tidak berada dalam genggaman.
“Gunakanlah kekuasaan yang dipercayakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan rakyat. Bekerja, memimpin dengan hati, percayalah diujung semuanya, ketika turun dari kekuasaan, rakyat akan mengenang seorang pemimpin yang layak untuk diteladani. Kita lihat yang terjadi ada pemimpin yang terjangkit post power syndrom, tidak siap sehingga banyak menyebar virus kebencian, fitnah dan lain sebagainya.(L01)