AMBON, LaskarMaluku.com – Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, menargetkan pada tahun 2025 mendatang, pola penangan sampah di Maluku bisa mencapai target 30 persen.

Target itu hanya bisa diwujudkan melalui bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan daur ulang sampah menjadi kerajinan bernilai ekonomis.

“Terkait dengan penanganan sampah, di Provinsi Maluku, kami telah mengeluarkan Peraturan Gubernur No 1 Tahun 2020, tentang Kebijakan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah, jenis sampah rumah tangga. Ini juga seiring dengan target nasional, untuk penanganan sampah dimana sampai tahun 2025, penurunan sampah itu 30 persen,”ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Drs Roy.C Syauta, M.Si kepada awak media, pada pembukaan kegiatan pelatihan daur ulang sampah rumah tangga yang disponsor DL Maluku, yang dilaksanakan di gedung PKK Provinsi Maluku, Kamis (21/9/2023).

Menurut Roy, Kebijakan Strategi Daerah Provinsi maupun 11 Kabupaten/Kota untuk mengurangi sampah ini, setiap kali dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup.

Dirinya menjelaskan, langkah-langkah untuk bagaimana menangani sampah sejenis sampah rumah tangga, kalau dulu konsep kita adalah sampah itu penyelesaiannya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), tapi sekarang sudah tidak lagi, sampah itu ditangani sejak dari sumbernya; artinya produk sampah sesuai dengan laporan tadi, bahwa 40% itu, berasal dari rumah tangga itu sudah tertangani sejak awal, sehingga dari sumbernya sudah terpecahkan, maka dia akan sampai ke TPA itu sangat kecil sekali.

Oleh karena itu, dirinya berharap kegiatan yang diprakarsai pihaknya ini bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk peduli kepada sampah plastik.

“kegiatan hari bagaimana kita mau menumbuhkan kesadaran masyarakat, budaya masyarakat, yang salama ini belum perduli terhadap penanganan dan pengelolaan sampah itu, mereka bisa mengerti dan memahami dan dapat melaksanakan seraya menekankan kalau pihaknya tidak segan mendatangkan para peduli dari Jakarta.

“Kami tidak tanggung-tanggung kami minta, narasumber itu langsung dari Trashion Jakarta. Ini boleh dilihat produk-produknya sangat bagus, sangat menarik dan luar biasa dan semua produk itu berasal dari hasil daur ulang sampah plastik, “ungkap Syauta.

Hasil daur ulang plastik ini berupa, tas leptop, tas pakaian, tempat tisu, dll ini kalau dikuti serius peserta pelatihan ini, maka itu bisa mempengaruhi nilai ekonomi keluarga yang menaruh perhatian pada sampah plastik.

Kami juga bekerjasama dengan tim penggerak PKK Provinsi Maluku, memberikan bantuan mesin jahit, mesin jahit ini untuk menjahit daur ulang sampah, sehingga bisa menghasilkan produk-produk yang diinginkan itu kepada lima dasa wisma yang ada di kota Ambon. Mulai dari desa Latuhalat hingga ke Hative Besar,.

Mudah-mudahan dengan pelatihan hari ini, itu bisa ditindaklanjuti untuk bagaimana bisa menangani sampah menjadi buah karya yang berkualitas dan ekonomis sekaligus bisa mendaur ulang sampah menjadi tempat tisyu, tas, dan lain-lain, sebagaimana dibawakan oleh ibu Yanti dari Trashion Jakarta ini.

Menurut Siauta, Disperindag sangat mengapresia kegiatan yang telah dilakukannya ini.

“Tadi pak kadis Disperindag Provinsi Maluku, juga sangat mengapresiasi kegiatan kita dan beliau akan menyampaikan kepada IKM untuk nanti menjemput produk-produk masyarakat ini untuk bisa dimasukan kedalam kelompok UKM. Ini berarti dari kegiatan hari ini bisa membangun sebuah kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peraturan gubernur tadi, penanganan sampah, 30 % sampai di tahun 2025 itu yang bisa saya sampaikan. Kita juga bersyukur karena kehadiran kelompok ini nantinya bisa peduli dan berusaha merubah imets bahwa sampah yang tadinya tidak berguna dan menjijikan bisa dirubah menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis, itu harapan kami,”harap Syauta optimis.

Ditempat yang sama Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Yahya Kota mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan daur ulang sampah ini untuk nantinya, kedepan pihaknya ikut melakukan proses pendampingan.

“Karena ini harus ada elaborasi Dinas DLH dan Disperindag Provinsi Maluku, karena melihat dari kegiatan ini terdapat beberapa aspek, pertama; adalah sampah,  kedua proses industrialisasi, proses pasar, maka saya hadir dari proses industrialisasi dan pasar,”jelasnya.

Berkaitan dengan proses industrialisasi kata Yahya, pihaknya akan berelaborasi dengan Dinas LH, untuk melihat perkembangan dari para peserta ini guna pendataan dan pendampingan, dalam hal proses industrialisasi.

Dikatakan, jika dari proses pendampingan itu, maka terbuka peluang untuk dibuka pangsa pasar.

Menurutnya kelompok usaha ini, tentu akan ditampung pada Degranasda, sehingga suatu saat para kelompok daur ulang sampah ini bisa ikut terlibat memainkan peran mereka pada kegiatan Degranada nanti, disamping mengikutsertakan terlibat langsung pada ajang pameran nanti. (L05)