Share

Ketua panitia Peringatan HUT RI ke-75 Pemuda Katolik Komcab KKT Hilarius Rangkore, didampingi Sekretaris Panitia Andi Luturyali dan Bendahara Jafar Yempor, saat memberikan keterangan pers, Rabu (16/09/2020) di Sekretariat PK Komcab KKT.

LASKAR – Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kepulauan Tanimbar akhirnya angkat bicara seputar aksi demo yang dilakukan mahasiswa kampus Lelemuku dengan melakukan longmarch yang digelar 11 September 2020 lalu. 

Pasalnya, materi aksi demo tersebut salah sasaran dan diduga kuat sarat kepentingan politik yang bertujuan merongrong kewibawaan Bupati Petrus Fatlolon, SH,MH dan pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Para pendemo mempertanyakan realisasi dana Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, namun ada salah satu poster yang bertuliskan “KAKA eeee… BISA DEPOSITO ANGGARAN C19 DI NUKAHA DOLO K…..???” dengan mengkait-kaitkan kegiatan Pemuda Katolik yakni Pengibaran Bendera Merah Putih di Pulau Nukaha saat memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2020 lalu, tidak mempunyai korelasi dengan materi demo.

BACA JUGA:  Fenanlampir : Manuver Politik Dibalik Aksi Demo di Gedung DPRD Tanimbar

Penegasan ini disampaikan Ketua panitia Peringatan HUT RI ke-75 Pemuda Katolik Komcab KKT Hilarius Rangkore, didampingi Sekretaris Panitia Andi Luturyali dan Bendahara Jafar Yempor.

Dalam keterangan persnya, Rabu (16/09/2020) di Sekretaiat PK Komcab KKT, Ketua panitia Peringatan HUT RI ke-75 Pemuda Katolik Komcab KKT Hilarius Rangkore mengecam keras semua aksi politisasi atau apapun bentuknya tentang Pulau Nukaha untuk kepentingan yang tidak bertanggungjawab. 

Menurut Rangkore, nama Pulau Nukaha sementara ini sedang gencar-gencarnya diangkat untuk menjadi perhatian semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah dalam memperhatikan potensi Wisata Pulau tersebut, dan akan ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata bahari KKT.

Oleh sebab itu, sambung Rangkore, kegiatan pengibaran Bendera Merah Putih yang diinisiasi Pemuda Katolik dalam rangka mempromosikan Pulau Nukaha di mata dunia.

BACA JUGA:  DPRD Maluku Rekomendasi Cabut Izin Operasi Nelayan Andon di Seira

“Kami sangat tersinggung, ketika ada aksi demo mempertanyakan dana Covid-19 lalu dikait-kaitkan dengan kegiatan Pemuda Katolik di Pulau Nukaha. Kami minta pihak Kampus Lelemuku untuk segera memberikan klarifikasi tentang pencatutan nama Nukaha pada aksi demo sebagaimana yang tertulis dalam poster,”tegas Hilarius Rangkore seraya menambahkan, jika ini tidak diklarifikasi segera akan menimbulkan polemik yang berkepanjangan. 

Rangkore mengatakan, Pemuda Katolik siap untuk membantu masyarakat Fordata, khususnya Pemilik Pulau Nukaha, karena kegiatan pengibaran bendera Pemuda Katolik, Pulau Nukaha ikut terbawa dalam aksi demo tersebut. 

Menyangkut kehadiran Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon  dalam kegiatan pengibaran Bendera Merah Putih di Pulau Nukaha, Hilarius Rangkore menegaskan, kehadiran Bapak Bupati adalah sebagai Kepala Daerah yang memenuhi undangan Pemuda Katolik sekaligus sebagai pembina organisasi. 

BACA JUGA:  Kontingen MTQ Asal Kabupaten Buru dan MBD Tiba di Kota Saumlaki

“Semua pembiayaan kegiatan Pemuda Katolik di Pulau Nukaha berasal dari swadaya anggota dan para donatur. Kehadiran Bapak Bupati pada kegiatan tersebut merupakan kebanggaan kami, sekaligus kebanggan masyarakat Fordata, khususnya Desa Awear sebagai pemilik pulau. Kehadiran Bapak Bupati sebagai tanggapan positif dan perhatian yang luar biasa dari kepala daerah untuk melihat potensi wisata yang nyaris selama ini tak dilirik sedikitpun,”ungkap Rangkore seraya berjanji Pemuda Katolik akan terus mendorong dan mendukung segala upaya pemerintah untuk menjadikan Pulau Nukaha sebagai salah satu destinasi wisata bahari karena akan menjadi kebanggaan Tanimbar, Fordata dan khususnya masyarakat Desa Awear. (L03)