AMBON, LaskarMaluku.com – Sekretaris Komisi I DPRD Maluku, Michael Tasane mendesak pihak kepoplisian untuk transparan kepada public terkait isi konteiner yang jatuh di Pelabuhan Namlea Kabupaten Buru, Selasa (28/3/2023) pekan ini.

Pasalnya, konteiner tersebut kini sudah diamankan dan dijadikan barang bukti oleh pihak kepolisian setempat.

Banyak pihak menduga kuat kalau bahan berbahaya yang diselundupkan masuk ke Namlea untuk usaha tambang di gunung botak.

Kendati begitu, polisi diminta bekerja profesional dan transparan guna mengungkap siapa pemilik barang tersebut.

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Komisi I DPRD Maluku, Michael Tasane ketika menyikapi tercemarnya perairan laut Pulau Buru, pasca terjatuhnya satu unit konteiner Selasa (28/03/23) pekan ini. Disinyalir kuat jika konteiner itju, isinya membawa bahan berbahaya berupa sianida.

Kontener tersebut sejauh ini sudah diangkat dari dalam air laut dan kini telah diamankan sebagai barang bukti di Polres Pulau Buru, ibu kota  Namlea.

Menurut Tasane, bila benar konteiner tersebut isinya sianida, maka otomatis hal tersebut berhubungan dengan gunung botak. Untuk itu dirinya mengharapkan aparat keamanan perlu menutup ruang gerak dari dan ke gunung botak.

Tasane juga meminta aparat kepolisian soal perlunya transparansi soal isi muatan kontener. Sebab jika membuka barang milik orang harus dibuatkan berita acara dan harus ada saksi-saksi ikut menyaksikannya.

“Saya minta dari Polres setempat supaya harus transparansi terhadap isi konteiner. Karena jika membongkar barang milik orang ada berita acara dan ada saksi-saksi lainnya, karena sekali lagi saya minta Polisi harus transparan, sembari menekankan jika itu sianida maka tentunya penggunaannya untuk gunung botak, “tandas Michel Tasane, wakil rakyat daerah pemilihan Kabupaten Buru dan Kabupaten Namrole Pulau Buru ini.

Selain itu ia juga meminta Polres setempat supaya mengusut siapa dibalik pengiriman kontener tersebut.

“Saya juga meminta Polres setempat mengusut pengiriman barang tersebut dari siapa untuk siapa, dan bila itu sudah di ketahui, maka langkah selanjutnya Polres harus transparan kepada masyarakat, “tandas Tasane, kepada awak media, di ruang komisi I DPRD Karang Panjang (Karpan) Ambon, Jumat (31/3/2023) siang.

Jatuhnya konteiner tersebut, lanjut Tasane, jika dari sisi iman bahwa itu merupakan kehendak Tuhan dan para leluhur; bahwa mungkin saja proses penyelundupan zat-zat berbahaya sudah masuk ke Namlea dan Namrole sudah cukup banyak, dan bisa saja konteiner ini bisa membuka mata banyak orang untuk mengetahuinya.

“Dari sisi iman, ini kendak Tuhan dan para lelehur yang tidak menginginkan alam disana tidak boleh rusak; dan supaya hal itu bisa terjadi dan bisa untuk diketahui banyak orang karena selama ini mungkin saja proses penyelundupan sudah berlangsung cukup lama tapi didiamkan,”ujarnya sembari menekankan kepada pihak Kepolisian supaya mengusut tuntas serta transparansi kepada publik siapa saja dibalik penyelundupan bahan-bahan berbahaya itu.

“Saya minta dari pihak kepolisian, usut tuntas masalah ini, akan ada investigasi dan harus transparan dan kita sebagai masyarakat harus mengetahuinya dan sebagai wakil rakyat yang mewakili masyarakat Pulau Buru mengusut runtas masalah ini, “tegas Tasane.

Sebagaimana diketahui, pasca terjatuhnya konteiner tersebut, selasa 28 Maret 2023 baru lalu, mengakibatkan ikan-ikan di perairan laut Namlea mati.  Penyebabnya hingga kini masih dalam proses pengungkapan.

Kontener berukuran 20 Feet 18 ton dengan no pengiriman: DBL 8930 0326 000018 Tujuan Namlea dengan pengirim dan penerima atas nama FADLY.

Sejauh ini yang bersangkutan belum menunjukan jati dirinya dan bertanggungjawab terhadap isi kontener tersebut. Dan apabila jika itu bukan bahan sianida maka yang bersangkutan bisa meminta pertanggungjawaban pihak Pelni atas kelalaian yang telah dilakukan dan yang telah menyebabkan faktor kerugian. (L05)