Share

 (Harusnya Dipuji Karena Sikap Kerendahan Hati Yang Sulit Dilakukan Banyak Pemimpin) 

Dunia pernah dihebohkan ketika Sri Paus Yohanes Paulus II meminta maaf atas lebih dari 100 kesalahan yang pernah terjadi dan menyebabkan setiap orang menderita akibat Gereja Katolik sepanjang bertahun-tahun (Sumber: Wikipedia).

Permintaan maaf itu resmi dan diketahui publik. Permintaan maaf bagi sebagian orang sangat sulit terjadi. Banyak orang lebih memilih mempertahankan prinsipnya ketimbang meminta maaf karena situasi-situasi tertentu.

Permintaan maaf dinilai sebagai upaya menyerah pada nasib dan berpasrah sehingga sesulit apapun orang tidak bersedia, apalagi jika ia seorang pemuka atau pemimpin.

Presiden Jokowi pun beberapa kali meminta maaf kepada publik, misalnya saat menghadiri pembukaan Musyawarah X Pemuda Pancasila tanggal 26 Oktober 2019, dalam sambutannya Jokowi meminta maaf karena banyak pendukungnya pada kontestasi Pilpres yang tidak diakomodir dalam susunan kabinet Indonesia Maju.

BACA JUGA:  MENAKAR PELUANG - MENJEMPUT KEKUASAAN

Hal yang sulit terjadi dan jarang dilakukan banyak pemimpin saat ini.

“Kadang, mengalah dan meminta maaf  itu lebih baik daripada menjelaskan segalanya kepada orang yang tak mau mengerti’. -Mario Teguh_

Permintaan maaf juga bagian dari perilaku dasar orang yang setia beragama karena merupakan nilai-nilai hidup yang harus dikembangkan dalam kehidupan bersama orang lain.

Sama halnya yang kini menjadi viral akibat permintaan maaf Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon ke publik. Media yang mempublikasikan pernyataan Bupati Fatlolon didistribusikan ke banyak media sosial supaya segera mendapat tanggapan publik.

4 tahun memimpin Kabupaten berjuluk duan-lolat bersama Wakil Bupati Agustinus Utuwaly, rasanya masih jauh dari harapan, demikian yang disampaikan Bupati diawal tahun 2021 ini. Walau banyak perubahan terjadi, walau pembenahan terjadi di mana-mana, tetap saja masih banyak yang perlu dituntaskan.

BACA JUGA:  Ketika Fakta Fiskal Menyatu Dengan Tantangan Pembangunan

Itu butuh waktu, butuh kerja keras semua pihak. Keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tidak membuat Bupati Fatlolon angkuh dan sombong, juga tidak membuat dirinya egois, percaya diri dan semakin tertutup, melainkan membuat dirinya semakin terbuka ke publik dan rendah hati.

Ia pemimpin yang jujur yang mau menerima masukan, kritikan dan berbagai koreksi. Bersedia meminta maaf ke publik karena banyak harapan yang mungkin belum dipenuhi.

Kendati pernyataannya menuai kontroversi sehingga diserang para lawan politik yang menganggap permintaan maafnya sebagai suatu kegagalan, namun tidak sedikit pegiat sosial media yang mengacungkan jempol, memberi pujian karena tidak semua pemimpin di masa sekarang yang mau meminta maaf ke publik.

BACA JUGA:  WARISAN UTANG

Ini adalah sikap seorang Petrus Fatlolon yang setia sebagai anggota gereja Katolik selain tampil dengan pernyataannya sebagai Bupati Kepulauan Tanimbar.

Rasanya perilaku ini perlu menjadi contoh bagi kita semua. Bupati Petrus Fatlolon menitipkan sikap mulia ini kepada semua orang agar semakin merendah walau memiliki banyak kelebihan, keunggulan dan keistimewaan. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk. Inikah jalan pendek bagi Bupati Petrus Fatlolon menuju periode kedua? SEMOGA!.