AMBON, LaskarMaluku.com – SMK Negeri 5 Ambon Pusat Keunggulan merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan di Maluku yang diberikan kesempatan mendapatkan program bantuan pemerintah yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik (teaching factory) skema pengimbasan tahun 2024.
“Dari total pendaftar 1.300 seluruh Indonesia tahap pertama terseleksi dan hanya 90 SMK yang lolos ke tingkat nasional dan seleksi lagi ternyata hanya 84 SMK yang bisa mendapatkan bantuan ini. Dan untuk Maluku dipercayakan kepada SMK Negeri 5 Pusat Keunggulan,”demikian disampaikan Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Ambon, Elsina Aunalal,S.Sos, M.Pd kepada pers di sela-sela sosialisasi program bantuan pemerintah yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik (teaching factory) skema pengimbasan tahun 2024 di SMK Negeri 5 Ambon Pusat Unggulan, Rabu (17/07/2024).
Dikatakan, proses untuk mendapatkan program ini tidak mudah, sebab harus bertarung dengan ratusan bahkan ribuan sekolah di seluruh Indonesia dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.
“Puji Tuhan lewat kerja keras bersama, SMK Negeri 5 dipercayakan Kementrian untuk melaksanakan program bantuan pemerintah yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik (teaching factory) skema pengimbasan tahun 2024,”jelas Aunalal.

Dirinya mengatakan, ini tahun pertama pemerintah pusat melaksanakan kegiatan SMK berbasis pengajaran pra pabrik skema perimbasan tahap 1.
“Kami juga bersyukur karena SMK Negeri 5 terpilih dan mendapatkan penilaian tersendiri dari pemerintah pusat. Kami akan memanfaatkan kesempatan ini secara baik bagi pengembangan siswa-siswi kami dan SMK-SMK yang nantinya akan mendapatkan pengimbasan,”ungkapnya.
Els sapaan akrab Aunalal, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi bantuan pemerintah yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik ini akan dilakukan oleh siswa-siswa SMK yang dimulai dari merancang apa yang akan dibuat, bagaimana cara buatnya, setelah itu bagaimana pemasarannya, dijual ke siapa, dan berapa banyak yang dijual.
“Nah, siswa-siswi juga dilatih untuk mengatur anggaran masuk dan keluar sesuai dengan perencanaan, sehingga mereka terlatih untuk merancang sesuatu sebelum lulus dan bisa berwirausaha karena sudah tahu bagaimana perencanaan dan bagaimana memulai berwirausaha,”jelas Aunalal seraya menambahkan, nantinya mereka akan praktik kerja lapangan selama 6 bulan di dunia kerja sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
Aunalal menambahkan, jika siswa sudah lulus mereka akan mudah berwirausaha, sebab fokus di SMK bukan untuk kuliah saja tetapi untuk mandiri, bekerja, melanjutkan kuliah boleh saja tapi paling tidak sesuai dengan kompetensinya.
Sementara mengenai skema pengimbasan, menurut Aunalal SMK Negeri 5 akan berbagi dengan SMK lain dimana diminta 3 SMK yang linear dengan SMK Negeri 5.
“Kalau di Ambon, sebenarnya untuk SMK Pariwisata ini yang ada program keahliannya, kuliner, busana, kecantikan dan spa perhotelan, itu hanya di SMK 5. Tetapi SMK 1 itu ada parwisata juga, kita diminta cari yang sama untuk di imbaskan merupakan SMK jejaring tapi ternyata di Ambon tidak ada, maka kita ambil beberapa SMK yang memang menurut kita sudah cukup memenuhi kriteria,” kata Aunalal seraya merincikan ada SMK Pertanian Passo, itu sekolah negeri dia belum punya Pusat Keunggulan (PK) juga, kemudian SMK Negeri 8 Desa Kilang, karena memiliki kuliner ikan, dan juga SMK Kesehatan Nusaniwe. (L02)